Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Perbatasan RI-Malaysia Sulit Dapat BBM, Orang Sakit Terpaksa Ditandu 20 Km

Kompas.com - 15/07/2020, 19:15 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

 

NUNUKAN, KOMPAS.com – Iring-iringan membawa tandu berisi orang sakit terlihat di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Wilayah perbatasan RI–Malaysia ini masih kesulitan mendapatkan BBM.

Orang sakit dari Desa Wa’Yagung tersebut diusung tandu berjalan kaki menempuh puluhan kilometer untuk menuju puskesmas yang terletak di pusat Kota Long Bawan.

Kondisi si sakit yang tidak memungkinkan untuk bertahan mengharuskannya segera mendapat perawatan medis.

Ketiadaan BBM di wilayah ini menyebabkan warga yang sakit terpaksa diarak oleh beberapa orang. Mereka bergantian memikul.

Baca juga: Tuntas 2021, Sabuk Merah Perbatasan RI-Timor Leste Dibuat Mulus

Dalam dua pekan terakhir, suasana di kecamatan Krayan tak seperti biasa, terlihat ratusan orang mengantre BBM sejak pagi buta.

Adanya pengurangan kuota BBM untuk wilayah ini melumpuhkan aktivitas masyarakat setempat.

"Biasa pesawat Pelita air setiap hari mengirim BBM bensin dan solar sekitar 4 ton, sekarang pesawat yang angkut lebih kecil dan paling hanya membawa 1,5 ton saja, dan tidak setiap hari, itulah kenapa dua minggu ini ratusan orang antre untuk BBM," ujar Ketua Persekutuan Adat Dayak Lundayeh Kabupaten Nunukan Aprem Tinus, Selasa (14/7/2020).

Aprem mengatakan, masyarakat merasa dirugikan dengan kondisi ini. Banyak kendaraan tak beroperasi karena tidak kebagian BBM, begitu pula mesin genset tak berfungsi normal sehingga berimbas pada nihilnya penerangan lampu di banyak desa wilayah Krayan.

Dari 89 desa yang ada, aliran listrik hanya ditemui di sejumlah tempat yang bisa dihitung jari, itupun hanya beberapa jam dan waktu tertentu saja.

Bahkan, karena kurangnya suplai BBM ke wilayah ini, masyarakat yang sakit terpaksa ditandu untuk dibawa ke puskesmas.

Rombongan pemikul harus berkali-kali berhenti untuk melepas lelah, sementara si sakit yang ada di atas tandu digeletakkan di tanah di bawah pohon supaya terhindar dari sengatan terik matahari.

Selama ini wilayah yang hanya bisa ditempuh dengan transportasi udara dari pusat kota Nunukan ini memiliki ketergantungan tinggi dengan Malaysia.

Jarak perbatasan darat yang cukup dekat, memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan berbelanja sembako ke Malaysia, termasuk pemenuhan BBM untuk kendaraan, genset atau mesin pemotong rumput.

‘’Tapi ini kondisinya masih Covid-19, Malaysia lockdown dan masyarakat berjubel antre BBM yang hanya dijatah lima liter seorang, tidak ada lagi protokol kesehatan jaga jarak, bagaimana kalau sudah dihadapkan pada kebutuhan? Ini perlu perhatian serius,"jelasnya.

Baca juga: BBM Jenis Premium Menghilang di 11 SPBU di Padang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com