Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Semua Bisa Belajar Online, Guru di Kabupaten Bogor Punya Metode Sendiri

Kompas.com - 15/07/2020, 15:54 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

 

Menurut Joko, pembelajaran tatap muka terkadang sangat mengkhawatirkan psikologis orangtua, guru dan siswa.

Untuk itu, para guru yang berkeliling mengurangi intensitas pertemuan dengan sistem estafet.

Kerelaan guru demi muridnya

Menurut Joko, para guru sebenarnya menghadapi dilema, karena takut tertular virus corona.

Namun, para guru juga memikirkan bahwa tidak mungkin selalu melakukan pembelajaran jarak jauh, karena dinilai kurang efektif bagi perkembangan pendidikan anak SD.

"Iya mau tidak mau mengajar ke rumah lagi atuh Pak. Susah sinyal di sini, itu juga SDM masyarakatnya begitu, HP tidak semuanya punya. Kalau di kota, mungkin masih bisa diusahakan. Kalau kampung begini sulitlah. Sudah gitu rumahnya juga seperti apa, boro-boro beli android, buat makan saja susah," kata Joko.

Joko bersama guru lainnya hanya bisa pasrah menunggu hasil rapat menghadapi tahun ajaran baru setelah masa PSBB transisi selesai pada 16 Juli 2020.

Apabila sekolah masih diliburkan, maka sistem pembelajaran dengan skema jarak jauh itu akan tetap berlanjut.

Sementara itu, Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan mengakui bahwa pelaksanaan pembelajaran di tengah pandemi tidak bisa dipukul rata.

Kondisi sekolah dan siswa di Kabupaten Bogor cenderung heterogen. Oleh karena itu, pemberlakuan belajar di rumah dengan sistem online tidak bisa diterapkan di semua wilayah.

"Untuk yang di luar jangkauan alat dan fasilitas online, kita akan upayakan bisa secara offline. Namun, dengan pengetatan jumlah di ruangan, karena apa bedanya dengan mengajar di rumah 4-5 orang anak dan di sekolah? Lebih aman di sekolah, asalkan protokol kesehatannya dipatuhi dan diperketat," kata dia.

Iwan mengatakan, pihaknya akan berupaya merumuskan konsep paten agar tidak ada yang dirugikan dari penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB).

Tidak hanya para murid, tetapi juga menguntungkan para guru secara keamanan kesehatan dan kepastian kesejahteraan.

Menurut Iwan, kebijakan yang diambil tidak boleh bertentangan dengan Gugus Tugas dan aspirasi para guru serta elemen pendidikan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com