YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Konflik antara lebah dan manusia sering terjadi, tapi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, ada komunitas yang memanfaatkan lebah untuk menghasilkan madu, dan bisa meningkatkan perekonomian.
Komunitas Tim Buser Lebah Madu memindahkan sarang serangga itu untuk dibudi daya.
Koordinator Lapangan Komunitas Tim Buser Lebah Madu, Johan mengatakan sejak dua tahun terakhir dirinya bersama komunitas rutin mengevakuasi koloni lebah dari hutan dan rumah warga.
Komunitas yang bermarkas di Dusun Gandon, Palbapang, Bantul itu membuat kandang layaknya tempat asal lebah saat dievakuasi.
Baca juga: 2 Orang Tewas Disengat Lebah, Pemerintah Desa Panggil Pawang
Awalnya, mereka diminta mengambil koloni lebah di sumur di Dusun Gandon.
Saat itu koloni lebah dipindahkan ke boks kayu agar tidak terjadi konflik dengan manusia.
Namun, seiring berjalannya waktu lebah itu menghasilkan madu. Akhirnya mereka berpikir untuk membantu warga mengevakuasi lebah dan dipelihara.
Sebagaian besar lebah yang dievakuasi adalah jenis lebah prolis atau masyarakat menyebutnya Tawon Glodok Jawa.
Berbagai lebah sudah dievakuasi oleh komunitas ini mulai dari lemari sampai dalam pengeras masjid.
Baca juga: Diserang Lebah, 6 Pegawai PDAM Bantaeng Jatuh ke Jurang Sedalam 70 Meter
Mereka mengambil seluruh koloni sehingga kemungkinan kembali bersarang kecil.
"Setelah dievakuasi kita masukkan ke dalam kotak yang tidak kita beri frame, di situ mulai berkembang biak," katanya saat dihubungi wartawan Rabu (15/7/2020).
Madu yang dihasilkan pun dijual secara online ini dihargai kisaran Rp 170.000 tiap 460 mililiter.
Mereka juga menjualnya dalam bentuk madu sarang yang dikemas menggunakan boks mika seharga Rp 260.000 per kilogramnya.