Lelaki itu bahkan mengultimatum siapa pun tidak boleh ada yang menjemput istrinya.
"Biar mati enggap apa-apa. Semua manusia itu pasti mati semua. Seperti apa corona itu, saya mau tahu," ujar sang suami dengan nada meninggi.
Menyikapi penolakan itu, petugas dan ketua RT tak mampu berbuat banyak.
Di akhir video, Samsul hanya menyampaikan pesan agar pasien dan keluarga bersedia melakukan isolasi mandiri serta menghindari interaksi langsung dengan orang lain sementara waktu.
Baca juga: Anggota DPRD Makassar Ancam Kerahkan Massa Sebelum Ambil Jenazah Pasien Covid-19
Samsul mengklaim pihaknya dari Puskesmas Kumai sudah berupaya maksimal untuk membujuk pasien dan keluarga agar mau menjalani isolasi.
Menolak Di-swab
Soal riwayat sakit pasien, Samsul menuturkan, pasien sempat memeriksakan diri ke salah satu rumah sakit swasta di Pangkalan Bun dan di-rapid test sekitar akhir Juni lalu.
Dari informasi itulah pihaknya meminta yang bersangkutan untuk menjalani swab.
Meski sempat menolak akhirnya, pasien mengikuti swab massal yang dijadwalkan Dinas Kesehatan Kobar pada 30 Juni.
Hasil swab pasien sebenarnya sudah keluar pada Kamis (9/7/2020) malam.
Celakanya, selama menunggu hasil swab, pasien tetap aktif berjualan di Pasar Cempaka Kumai.
"Kami dapat informasi itu, tapi tidak bisa mengeceknya. Tapi waktu saya tanya apakah istrinya tadi pagi masih berjualan, si suami menjawab iya," ungkap Samsul.
Akan tetapi, sewaktu ditanya soal hasil pelacakan timnya, Samsul menyatakan, hanya mendapati empat orang kontak erat.
Mereka adalah suami, anak dan menantu, serta cucu pasien. Anak pasien adalah seorang bidan yang bertugas sebagai tenaga kesehatan daerah di salah satu fasilitas kesehatan di Kecamatan Kumai.
Menghadapi pasien seperti ini, Samsul mengaku kewalahan.