Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh Bangunan Ini Menangis, Anaknya Kritis Dihantam Batu oleh Gangster, Operasi Tak Ada Biaya

Kompas.com - 15/07/2020, 07:00 WIB
Riska Farasonalia,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Tangis Mujiono (40) tak terbendung tatkala menceritakan anaknya yang menjadi korban penganiayaan oleh anggota Gangster Sukun Stress pada Minggu (5/7/2020).

Anaknya Muhammad Khoirul Rizal (14) harus dirawat di ruang ICU selama 9 hari dalam kondisi kritis di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Semarang.

Rizal menderita luka pendarahan di kepala karena dihantam menggunakan batu sebesar kepalan orang dewasa akibat aksi pelaku yang salah sasaran.

Penyerangan dilakukan lantaran pelaku mengira korban merupakan musuhnya dari anggota Gangster Srinindito Semarang Barat.

Padahal korban tidak terlibat dari gangster manapun.

Baca juga: Razia Warung Kopi, Cara Satpol PP Surabaya Cegah Aksi Gangster Remaja

Mujiono mengungkapkan akibat kejadian itu anak pertamanya harus menjalani operasi selama dua kali di bagian kepala karena tempurungnya penyok.

"Waktu operasi pertama harus mengembalikan posisi tempurung. Lalu darah-darah dibersihkan, kemudian dijahit," ungkap Mujiono di rumahnya Kelurahan Gedawang, Banyumanik, Selasa (14/7/2020).

Pasca menjalani operasi tersebut, kondisi Rizal saat ini sudah mulai menunjukkan perkembangan.

"Saat ini kondisi sudah ada perkembangan. Kemarin sore tangan sudah bisa digerakkan, tadi malam sudah pakai oksigen biasa lewat hidung. Sebelumnya pakai ventilator," jelasnya.

Untuk itu, Mujiono berharap ada itikad baik dari keluarga pelaku agar bertanggung jawab dan menyelesaikan persoalan tersebut dengan cara kekeluargaan.

"Kemarin sempat bilang mau tanggung jawab dari pihak keluarga. Tapi saya tunggu-tunggu tidak jadi datang. Janji mundur-mundur terus sampai sekarang. Dari awal sudah bilang kalau memang bisa ketemu keluarga paling engga mereka bisa melihat kondisi anak saya dulu. Urusan hukum nanti, paling tidak ada itikad baik," katanya.

Mujiono mengaku biaya operasi anaknya saat ini kian membengkak hingga mencapai Rp56 juta.

Penghasilannya sebagai buruh bangunan tak cukup untuk menanggung biaya pengobatan anaknya yang mahal.

"Ini sebenarnya mau dipindahkan ke RS Ketileng, tapi harus lunas dulu. Jadi belum bisa dipindahkan," ungkapnya.


Baca juga: Marak Gangster Berkeliaran di Surabaya, Ini yang Dilakukan Risma
Sementara itu, relawan Semarang Peduli Erik Cristian turut prihatin terhadap kondisi yang dialami korban.

Dia pun beritikad menggalang donasi untuk membantu meringankan biaya perawatan rumah sakit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com