Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duka di Masamba, 13 Orang Tewas dan 46 Orang Hilang akibat Diterjang Banjir Bandang

Kompas.com - 14/07/2020, 19:52 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Curah hujan tinggi yang terjadi sejak beberapa minggu terakhir menyebabkan banjir bandang di Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Senin (13/7/2020).

Akibat terjangan banjir tersebut, ribuan rumah warga diketahui rusak dan tenggelam.

Dari laporan sementara yang dihimpun Kompas.com pada Selasa (14/7/2020), banjir tersebut juga menyebabkan belasan orang tewas dan puluhan orang hilang.

Hingga saat ini petugas gabungan dari Pemkab, BPBD, Basarnas, PMI, Tim Sar Brimob, TNI dan polisi masih berupaya melakukan evakuasi warga di daerah tersebut.

“Sejak kejadian tadi malam tim sudah turun mengevakuasi dan mendata korban hanya saja kami terkendala dengan jaringan komunikasi, sehingga koordinasi antar tim berjalan apa adanya, selain itu rubuhnya tiang listrik menyebabkan terjadinya pemadaman,” ujar Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, Selasa (14/7/2020).

Baca juga: Banjir Bandang di Masamba, 13 Orang Tewas dan 46 Orang Hilang

Tiga sungai meluap

Lumpur memenuhi jalan utama Kota Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, usai banjir bandang menerjang wilayah ini, Selasa (14/7/2020) dini hari. TRIBUN-TIMUR.COM/CHALIK MAWARDI Lumpur memenuhi jalan utama Kota Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, usai banjir bandang menerjang wilayah ini, Selasa (14/7/2020) dini hari.

Banjir bandang yang menerjang Kecamatan Masamba itu diketahui akibat tiga sungai meluap secara bersamaan seiring dengan tingginya curah hujan.

Tiga sungai itu di antaranya adalah Sungai Rongkong di Sabbang, Sungai Meli di Radda, dan Sungai Masamba di Masamba.

“Ketiga sungai ini secara bersamaan debitnya naik sehingga meluap ke pemukiman dan membawa material lumpur, pasir dan kayu. Material kayu yang terbawa air yaitu kayu sudah lapuk dan akar-akarnya sehingga bisa dikatakan bukan karena aktivitas penebangan pohon atau alih fungsi lahan tetapi karena curah hujan yang tinggi terjadi sejak beberapa minggu terakhir,” tutur Indah.

Akibat tingginya lumpur yang merendam di wilayah itu, jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Palopo dan Masamba di Desa Radda, Kecamatan Baebunta hingga saat ini belum bisa dilalui.

Baca juga: Lima Orang Tewas akibat Banjir Bandang Masamba

13 orang tewas dan 46 orang hilang

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Makassar, Mustari mengatakan, akibat terjangan banjir bandang itu tercatat 13 orang ditemukan dalam kondisi sudah tewas.

Jenazah tersebut saat ini telah dievakuasi petugas ke Rumah sakit Umum Daerah Masamba dan Rumah Sakit Hikmah.

Tak hanya itu, sebanyak 46 orang juga dilaporkan hilang dalam musibah tersebut.

"46 orang lainnya dinyatakan hilang masih dalam pencarian oleh tim gabungan,” terangnya dalam rilis yang disampaikan kepada Kompas.com.

Mustari menambahkan, menyikapi musibah itu sebanyak 14 orang tim Basarnas Makassar, 6 orang dari Basarnas Palopo, serta 6 orang dari Basarnas Bone dikerahkan untuk membantu mengevakuasi warga di Masamba.

Baca juga: Korban Meninggal Banjir Bandang Luwu Utara Bertambah 10 Orang

Penulis : Hendra Cipto, Amran Amir | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief, Khairina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com