YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Keluarga mendiang Biyem Setyo Utomo atau dikenal dengan Mbah Lindu menyajikan nasi gudeg untuk pelayat.
Sajian gudeg ini merupakan pesan mendiang Mbah Lindu sebelum meninggal.
Nasi gudeg tampak dihidangkan dalam sebuah ruangan di rumah duka. Menu yang disajikan berupa nasi, gudeg, sambal krecek, ayam dan telur.
Keluarga Mbah Lindu langsung mempersilakan setiap pelayat yang datang untuk makan.
"Ya yang disajikan ini gudeg yang biasa dijual," ujar anak kedua Mbah Lindu, Lahono (60) saat ditemui di rumah duka, Klebengan, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Sleman, Senin (13/7/2020).
Baca juga: Gudeg Mbah Lindu dan Nostalgia Masa Lalu Kota Yogyakarta
Lahono menyampaikan gudeg yang disajikan ini awalnya memang dipersiapkan untuk dijual di Sosrowijayan, Kota Yogyakarta.
Namun karena, Mbah Lindu dipanggil Yang Maha Kuasa, maka gudeg disajikan bagi pelayat yang ingin makan.
"Iya, ibu pesen begitu, 'kalau saya enggak ada (meninggal) itu disajikan (untuk pelayat)'," sebut Lahono yang menirukan pesan ibunya.
Menurut Lahono, nasi gudeg ini juga disajikan agar para pelayat bisa mengenang Mbah Lindu.
"Jadi sebagai kenang-kenangan dari ibu (Mbah Lindu)," tegasnya.
Baca juga: Mbah Lindu Sempat Cerita Perjalanan Berjualan Gudeg ke Cucunya
Dalam kenangan Lahono, Mbah Lindu merupakan sosok yang pekerja keras.
Meski usianya sudah sangat tua, tapi masih bersikeras membantu di dapur untuk membuat Gudeg.
"Ibu sudah enggak bisa apa-apa, tapi maunya kerja, kerja, kerja terus," tandasnya.
Mereka datang untuk berbelasungkawa sekaligus mengantarkan penjual gudeg legendaris itu ke peristirahatan terakhir.
Salah satu pelayat, Sulistiawan (29) warga Condongcatur, Kecamatan Depok, Sleman mengaku datang untuk menyampaikan turut berduka cita.
"Saya sering sarapan di Gudeg Mbah Lindu, ya tentu merasa kehilangan. Beliau itu ramah dengan pelanggan, gudegnya juga enak," tuturnya.
Baca juga: Mbah Lindu, Penjual Gudeg Legendaris di Yogyakarta, Meninggal dalam Usia 100 Tahun
Mbah Lindu tutup usia pada Minggu (12/07/2020) sekitar 18.00 WIB. Dia meninggalkan tiga anak dan enam cucu.
Jenazah mendiang pedagang gudeg legendaris itu sudah dimakamkan di pemakaman umum Klebengan.
Mbah Lindu merupakan penjual gudeg legendaris di Yogyakarta. Dia sudah mulai berjualan Gudeg sejak sebelum zaman penjajahan Jepang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.