KOMPAS.com - Dari sekian banyak penjual gudeg di Kota Yogyakarta, nama Mbah Lindu tak bisa dilupakan.
Pasalnya, menyantap sarapan gudeg di tempat Mbah Lindu di pagi hari seakan membawa kenangan masa lalu di Kota Yogyakarta.
Piring dengan daun pisang, lesehan atau duduk di kursi kecil tanpa meja sambil berbincang ringan dengan kawan.
Ditambah, racikan gudeg Mbah Lindu tak dirubahnya sejak dirinya mulai berjualan sejak zaman penjajahan Jepang.
"Resep masih seperti dulu, tidak pernah berubah sama sekali. Jenisnya juga masih sama, krecek, gudeg, tahu tempe, dan telur ayam," kata Mbah Lindu yang memilik nama asli Biyem Setyo Utomo tersebut saat diwawancarai Kompas.com pada Selasa (19/1/2016) pagi.
Baca juga: "Saya Mau Jualan Sekuatnya, Rezeki Banyak atau Sedikit, Tetap Disyukuri"