JAMBI, KOMPAS.com - Pendidikan memang belum merata ke penjuru nusantara. Terutama daerah perbatasan, terpencil dan tertinggal.
Anak- anak Rimba di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) terancam tidak bisa belajar di masa pandemi Covid 19.
Sekolah tempat mereka menimba ilmu tidak memiliki akses internet memadai. Sehingga kegiatan belajar mengajar berhenti total.
Untuk menerapkan belajar dari rumah, guru terkendala jarak, infrastruktur jalan rusak dan akses masuk ke pedalaman hutan.
“Sekolah tutup sampai waktu tak ditentukan. Anak-anak telantar tidak bisa belajar. Saya terpanggil untuk mendampingi mereka, mengajari mereka dari hutan ke hutan,” kata staf pendidikan kelompok marginal, KKI Warsi Jambi, Yohana Pamella Berliana Marpaung kepada Kompas.com, Minggu (12/7/2020).
Baca juga: Kisah Maria Sang Dokter Rimba, Ambil Alih Tugas Dukun Hantu Pedalaman Jambi (3)
Mendengar kabar anak rimba sepekan tak belajar, Yohana meluncur ke pedalaman hutan. Tepatnya awal April tahun ini.
Sebelum menemui anak-anak rimba, Yohana melakukan karantina mandiri selama 20 hari. Kemudian memeriksa diri ke dokter hingga dinyatakan aman dari Covid 19.
Tiba di kaki Bukit Duabelas, Yohana berdiam rumah singgah KKI Warsi, tepatnya di Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam.
Dia terkejut bukan kepalang, dalam benaknya akan banyak anak-anak di tempat ini, yang siap untuk belajar.
Rupanya selama libur sekolah, anak-anak rimba masuk ke hutan. Menemui orangtua masing-masing dan bekerja.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan