Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mbah Lindu Sempat Cerita Perjalanan Berjualan Gudeg ke Cucunya

Kompas.com - 13/07/2020, 08:04 WIB
Wijaya Kusuma,
Dony Aprian

Tim Redaksi

Meski demikian, Mbah Lindu masih tetap membantu menyiapkan Gudeg di dapur.

"Sehari-hari masih aktif membantu kakak saya ini, nggak mau diam. Tapi ya sejak 6 Juli (jatuh) itu nggak lagi (membantu di dapur), sebelum itu masih membantu mengupas telur, metik lombok," urainya.

Menurutnya, sebelum meninggal Mbah Lindu tidak menyampaikan wasiat khusus.

Hanya saja, Mbah Lindu berpesan agar keluarganya tetap rukun.

"Nggak ada pesan, ya pesanya cuman pangestoni semua anak, cucu, guyub rukun, cuma itu," bebernya.

Selain itu, Mbah Lindu juga meminta agar ketika meninggal, anak, cucunya memikul peti jenazahnya ke pemakaman.

Hal itu karena Mbah Lindu sayang dengan anak cucunya.

"Sesuk yen aku mati emoh didorong (dibawa kereta dorong ke pemakaman), pokok e dipikul. Jadi minta di pikul anak cucunya, karena anak cucunya sayang dan simbah e (mbah Lindu) sayang sama anak cucunya," tegasnya.

Mbah Lindu meninggalkan tiga orang anak dan enam orang cucu.

Jenazah Mbah Lindu rencananya akan dimakamkan pada Senin (13/7/2020) di tempat pemakaman umum Klebengan sekitar pukul 11.00 WIB.

Seperti diketahui Biyem Setyo Utomo atau dikenal dengan Mbah Lindu merupakan penjual Gudeg legendaris di Yogyakarta.

Mbah Lindu sudah mulai berjualan Gudeg sejak sebelum zaman penjajahan Jepang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com