KOMPAS.com- Seorang kakek di Surabaya, Jawa Timur berinisial IBR (56) ditangkap lantaran mencabuli empat orang anak.
Empat bocah tersebut masing-masing berusia 5, 7, 8 dan 10 tahun.
Mirisnya, aksi tersebut dilakukan IBR selama satu tahun, sejak 2019.
Baca juga: Temui 4 Bocah Korban Pencabulan Kakek Pedofil, Risma Bantu Pulihkan Trauma
Bocah-bocah tersebut dirayu menggunakan iming-iming jajanan hingga tayangan YouTube.
"Awalnya saja bujuk, kemudian saya kasih handphone buat lihat YouTube," kata IBR, dilansir Surya.co.id.
Setelah para korban terbujuk, IBR mencabuli mereka.
Baca juga: Kakek Pedofil yang Cabuli 4 Anak di Surabaya Ditangkap
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya AKBP Ganis Setyaningrum mengemukakan, peristiwa ini terbongkar ketika salah satu korban ketakutan melihat pelaku.
Orangtua korban yang melihat hal tersebut menjadi curiga.
"Korban ini sampai ketakutan kalau lihat tersangka. Kemudian ada perubahan fisik dan perilaku dari salah satu korban yang membuat curiga orangtuanya. Setelah ditanya, ternyata mengaku sudah dicabuli tersangka," kata Ganis, Jumat (10/7/2020).
Tak terima, keluarga melaporkan IBR ke polisi.
Mendapati laporan tersebut, polisi kemudian menangkap IBR.
Ia mengakui perbuatannya mencabuli anak-anak sejak 2019.
Namun polisi menduga masih ada korban lainnya selain empat anak tersebut.
"Kemungkinan masih ada korban lain. Masih kita dalami," tutur dia.
Baca juga: Siswi SMP Dibunuh dan Ditemukan Tinggal Kerangka, Pelaku Tertangkap dari Like Facebook Korban
Sementara polisi memproses kasus tersebut, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mendatangi empat bocah korban pencabulan IBR.
Risma pun berjanji akan menghadirkan psikolog sebagai bentuk pendampingan bagi para korban yang masih anak-anak.
"Supaya anak-anak tidak trauma dan lekas sembuh, kita panggilkan psikolog dan jika belum bisa nanti juga perlu psikiater," kata Risma.
Di antara anak-anak tersebut rupanya ada yang ditinggalkan oleh orangtuanya.
Bagi korban pencabulan yang tak memiliki orangtua, Pemkot Surabaya akan menempatkan mereka di shelter untuk dirawat.
Selain itu, Risma juga akan mengurus akta kelahiran beberapa korban.
"Nanti kita bantu uruskan aktanya. Karena ada dari mereka yang ditinggalkan oleh orangtuanya," ujar Risma.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Surabaya, Ghinan Salman | Editor : David Oliver Purba), Surya.co.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.