BANDUNG, KOMPAS.com – Jusuf Kalla menceritakan perubahan yang terjadi pada tiga cucunya selama pandemi Coronavirus Disease (Covid-19).
“Cucu saya lulusan SMA. Tanpa sekolah bisnis, mereka bisnis di masa pandemi Covid ini,” ujar Jusuf Kalla saat menjadi keynote speaker Webinar Series SBM ITB, From Surviving to Thriving: Business After Covid-19, Sabtu (11/7/2020).
Kalla menjelaskan, bisnis yang dipilih cucunya adalah jualan kue secara online. Dalam sehari, jumlah pesanannya berbeda. Ada yang 20, 30, ataupun lebih.
“Modalnya cuma handphone. Pandemi ini memang akan mengubah bisnis yang akan datang,” tutur dia.
Baca juga: Jusuf Kalla Sebut Generasi Muda Harus Didorong agar Mau ke Masjid
Ia melihat, ketiga cucunya menikmati bisnis barunya tersebut. Saat tidak ada pesanan, mereka bermain-main di dalam rumah, tertawa, dan melakukan kegiatan lainnya.
Ketika pesanan datang, mereka sibuk di dapur untuk membuat kue.
Memasuki era new normal, sambung Kalla, banyak hal akan berubah. Karena masyarakat masih takut untuk keluar rumah.
Misalnya saat pembukaan mal. Orang mungkin berpikir, ketika dibuka, mal akan ramai. Kenyataannya, mal sepi.
“Mal buka, ternyata sepi. Saya punya mal 2, biasanya rata-rata 20.000 pengunjung per hari. Sekarang, 10 hari 2.000 orang yang belanja,” tutur dia.
Begitupun dengan restoran. Saat ini jumlah pembeli tidak akan sebanyak dulu. Sebab, ada bisnis kuliner baru seperti yang dijajal tiga cucunya.
Baca juga: Jusuf Kalla: 75 Persen Sound System Masjid di Indonesia Jelek
Kalla membagi tiga jenis konsumen berdasarkan kelasnya. Untuk kelas bawah, mereka akan mengutamakan bahan pokok. Kelas menengah tidak belanja, melainkan mempersiapkan tabungan 6-12 bulan ke depan sebagai antisipasi.
Kelas atas akan bersikap wait and see terutama dalam hal berinvestasi. Kondisi ini akan kembali normal setelah vaksin ketemu dan vaksinasi berhasil.
“Berapa lama? Butuh waktu 2-3 tahunan lah. Apalagi untuk Indonesia yang memiliki 270 juta penduduk,” tuturnya.
Saat ini ekonomi di Indonesia menurun karea daya beli masyarakat menurun. Mereka takut sehingga tinggaldi rumah dan tidak berbelanja. Pasar tutup, makin tidak belanja, makin sulit pula perekonomian. Namun ia optimistis Indonesia akan bangkit kembali.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.