Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dr Andani, Pahlawan Sumbar Melawan Covid-19: Jihad Melawan Wabah, Swab dan Tracing Cepat Jadi Kuncinya (2)

Kompas.com - 11/07/2020, 09:30 WIB
Perdana Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Pada awal Mei lalu, Provinsi Sumbar sempat berada di posisi tujuh besar nasional dengan kasus Covid-19 tertinggi se-Indonesia.

Sumbar sukses menekan angka itu walau perlahan namun pasti. Saat ini posisi Sumbar turun drastis ke peringkat 17 nasional.

Di balik keberhasilan itu ada nama dokter Andani Eka Putra. Dia adalah Kepala Labor Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang.

Di laboratoriumnya, hingga sekarang sudah 55.000 sampel swab diperiksa sejak diberi izin Kemenkes pada 20 Maret 2020 lalu. Bahkan lab ini bisa menguji hingga 2.600 sampel swab per hari.

Baca sebelumnya: Kisah Dokter Andani, Kepala Lab Unand yang Jadi Pahlawan Sumbar Kendalikan Covid-19 (1)

Mencari OTG corona, ibarat menangkap harimau berkeliaran...

Menurut dokter Andani, memutus mata rantai Covid-19 itu ibarat menangkap harimau yang berkeliaran, bukan harimau yang sudah terperangkap.

"Lebih baik kita tangkap harimau yang berkeliaran di hutan daripada menemukan harimau yang sudah terperangkap. Artinya yang harus kita temukan itu adalah penderita Covid-19 yang berstatus orang tanpa gejala bukan status pasien dalam pengawasan," jelas Andani.

Caranya yaitu melakukan tracing, kemudian diswab, dan sampelnya dites di labor.

Mereka yang didapati positif adalah orang tanpa gejala, bukan pasien dalam pengawasan.

Terbukti di Sumbar, 81 persen kasus positif Covid-19 merupakan orang tanpa gejala.

"Kuncinya ada di situ. Tracing, diswab kemudian sampelnya dites di labor. Ada yang positif ditracing lagi, diswab dan diperiksa.lagi. Begitu seterusnya," kata Andani.

Menurut Andani, tiga hal tersebut harus dilakukan dengan cepat karena yang dilawan itu virus dengan penularan cepat.

Baca juga: Disetujui Kemenkes, Sumbar Kini Punya Laboratorium Pemeriksaan Corona di RS Unand

 

Swab dan tracing lambat ibarat bom waktu

Sumbar beruntung memiliki petugas kesehatan yang sigap melakukan tracing, mengambil tes swab dan kemudian memiliki labor dan petugasnya untuk memeriksa sampel secara cepat.

Jika salah satu dari tiga kunci itu lambat dilakukan tentu akan berpengaruh dalam proses pemutusan mata rantai Covid-19.

"Di Sumbar, Alhamdulillah ini dilakukan dengan cepat. Tracing cepat, diambil swab cepat dan dites sampelnya juga cepat. Kemudian ditracing lagi dengan cepat. Bagi yang positif langsung dirawat dan isolasi," kata Andani.

Wajar ketika proses tersebut dilakukan dengan cepat, hasilnya kasus positif Covid-19 langsung membengkak.

Awalnya, tentu membuat masyarakat sangat cemas karena kasus hari demi hari terus bergerak naik cepat.

"Tapi itu adalah hasil dari proses cepat yang kita lakukan. Bayangkan kalau tracing lambat, diambil swabnya lambat dan hasilnya keluar berminggu-minggu dulu. Itu sama menunggu bom meledak saja," jelas Andani.

Baca juga: Dianggap Mampu Kendalikan Covid-19, Gubernur Lampung Dapat Pujian dari Airlangga

Dukungan pemerintah daerah dan nakes

Andani mengatakan semua proses yang dilakukan itu tidak terlepas dari dukungan pemerintah daerah dan tenaga kesehatan.

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat membantu peningkatan kapasitas labor. Kemudian mengeluarkan kebijakan yang mendukung pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19.

"Kalau tidak didukung pemerintah, hasilnya tentu tidak seperti ini. Kita tidak bisa seleluasa ini. Kita berterima kasih dan memberi apresiasi," jelas Andani.

Untuk tenaga kesehatan, perjuangannya sangat luar biasa. Petugas tracing berada di garda terdepan mencari dan mendata orang-orang yang kontak dengan pasien positif.

Baca juga: 5 Kabupaten di Kalbar Nol Kasus Corona, 2 di Antaranya Zona Hijau

Jihad melawan corona

"Mereka tidak takut. Yang mereka tracing itu orang-orang yang berkemungkinan besar terjangkit. Kadang harus bertatap muka," ujar Andani.

Kemudian petugas kesehatan yang mengambil swab orang-orang hasil tracing. Ini yang lebih rawan lagi karena kontak langsung.

"Kemudian petugas saya di labor memeriksa sampel. Sama rawannya. Tapi ini demi jihad melawan wabah penyakit ini," kata Andani.

Hingga Jumat (10/7/2020) ini di Sumbar ditemukan 792 kasus positif Covid-19. Sebanyak 657 orang sudah sembuh, 32 meninggal dan sisanya 103 dirawat dan isolasi. 

(Selesai)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com