Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Siap Bertanggung Jawab di Akhirat Jika Telah Berbuat Kesalahan"

Kompas.com - 10/07/2020, 17:21 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Meykal Pontoh mengaku penanganan terhadap HK, pasien Covid-19 yang meninggal dunia di RSUD dr Haulussy Ambon beberapa waktu lalu sudah dilakukan sesuai protokol kesehatan.

“Kami siap bertanggung jawab kepada Allah di akhirat jika kami telah berbuat kesalahan,” kata Meykal, kepada Kompas.com, Jumat (10/7/2020).

Penegasan itu juga telah disampaikan sehari sebelumnya saat menghadiri acara rapat dengar pendapat bersama keluarga pasien HK di kantor DPRD Maluku, pada Kamis (9/7/2020).

Pihaknya juga siap bertanggung jawab apabila telah memperlakukan almarhum dengan tidak manusiawi selama di RSUD Ambon dan terlibat dalam skenario untuk memberikan status positif Covid-19 kepada sang pasien.

Baca juga: Curhat Anak Almarhum Pasien Covid-19 yang Buka APD dan Peluk Ayahnya di Ruang Isolasi

“Demi Allah saya siap pertanggung jawabkan di akhirat. Kami ini di sumpah berulang kali, kalau mau bilang ini skenario, bukan satu dokter, tapi ada ratusan dokter dan perawat yang juga meninggal dunia, apakah itu berarti kita sesama orang kesehatan juga tega untuk saling membunuh, tentu tidak,” ungkap dia.

Dia mengakui, pasien HK masuk ke RSUD Ambon dengan mengidap penyakit kanker rectum dan sejumlah penyakit penyerta lainnya.

Awalnya setelah dirujuk dari RSUD Masohi, pasien HK sempat menjalani perawatan di rumah sakit Bakti Rahayu Ambon, namun saat rapid test dilakukan hasilnya reaktif, sehingga pasien dibawa ke RSUD Ambon.

Karena pasien reaktif rapid test, maka pihak rumah sakit lalu mengambil swab korban untuk diuji dan hasilnya positif.

“Jadi, dua kali hasil swab diuji dengan TCM itu positif, sehingga protokol kesehatan harus dilakukan,” kata dia.

Soal masih ada popok yang pada jenazah almarhum, Meykal mengakuinya.

Namun, ia beralasan itu dilakukan untuk menutup semua lubang yang lazim dilakukan terhadap jenazah.

Selain itu, pihaknya juga telah melakukan pemularasan sesuai dengan panduan dan protokol kesehatan dan fatwa MUI.

“Jadi, apa yang mau diskenariokan? dokter juga mempertaruhkan nyawanya saat menangani pasien, saya berbicara ini bukan berarti saya seorang dokter, saya melihat sendiri,” ujar dia.

Baca juga: Cegat Ambulans, Keluarga Ambil Paksa Jenazah Covid-19 yang Akan Dimakamkan

Dia juga mengaku keluhan yang disampaikan pihak keluarga tidak semuanya benar karena pasien telah dirawat dan ditangani tenaga medis meski dalam kondisi keterbatasan.

Terkait surat persetujuan isolasi pasien yang disodorkan rumah sakit ke pihak keluarga yang dinilai janggal, Meykal menyebut semuanya sudah sangat jelas.

“Di situ semuanya jelas dilihat sebelum ditanda tangan, jadi sekali lagi ini bukan skenario. Kami orang kesehatan disumpah berulang-ulang mulai dari dokter muda kami disumpah, dokter umum kami disumpah, dokter spesialis kami disumpah. Jadi, kalau ada permintaan bertanggung jawab, insya Allah kami siap bertanggung jawab kepada Allah,” ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com