Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Bantu Anaya dan Inaya, Bayi Kembar Siam dengan 1 Hati, Butuh Biaya Operasi Rp 1 Miliar

Kompas.com - 10/07/2020, 15:59 WIB
Idham Khalid,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

LOMBOK TIMUR, KOMPAS.com - Jupri (38) kini tak lagi bisa bekerja semenjak kelahiran anaknya, Anaya dan Inaya, kembar siam yang mempunyai 1 hati dan 2 jantung.

Jupri yang bekerja sebagai buruh bangunan saat ini fokus membantu istrinya, Husniati (40), untuk merawat bayi kembar siamnya itu.

Siang itu, di sebuah gazebo kecil di depan rumahnya, terlihat dua bayi itu menangis, dengan posisi tidur miring berhadapan.

Seketika itu, Jupri dengan segera ke belakang (dapur) membuatkan susu untuk kedua anaknya itu.

Baca juga: Kisah Bayi Kembar Siam di Lombok Timur, Punya 1 Hati, Butuh Biaya Operasi Rp 1 Miliar Lebih

"Eh, anak cantik ini susunya," kata Jupri kepada anaknya sambil menyodorkan susu buatannya ke bibir anaknya.

Diketahui, istrinya Husniati mengalami sedikit kendala untuk menyusui karena kondisi bayi siam yang berdempetan.

Husniati mengatakan, awal dia mengetahui bayinya itu kembar siam saat bulan kelima kehamilannya.

Dokter di Rumah Sakit RSUD Sudjono, Lombok Timur, memastikan anaknya kembar siam.

Hingga kelahiran pada Mei 2019 dengan cara dioperasi sesar, anaknya tersebut lahir dengan keadaan dada yang berdempetan, memiliki dua jantung, tetapi hanya mempunyai satu hati yang berada di tengah-tengah.

Mengetahui kondisi anaknya waktu itu, perasaan Husniati hanya bisa bersyukur dan harus menerima segala kondisi kedua bayinya tersebut.

“Waktu melahirkan, perasaan terharu, bahagia, sedih, tidak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata. Kenapa kok anak saya begini? Ada rasanya seperti itu juga, tapi mereka adalah darah daging saya, anak saya bagaimanapun dia, saya harus tegar,” kata Husniati saat ditemui Kompas.com.

Saat ini anaknya beranjak umur 11 bulan dan berat 14 kilogram.

Dia mendapatkan beberapa kesulitan dari bayinya tersebut, seperti kesulitan saat menyusui.

“Kesulitan pertama saat menggendong, saya pengin menggendong anak saya sepuasnya, tapi karena beratnya mereka terus bertambah, sampai-sampai tidak muat untuk gendong dua-duanya,” kata Husniati.

Baca juga: Mataram Episentrum Penyebaran Corona, Wagub NTB Minta Penanganannya Keroyokan

Tingkat kesulitan yang paling tinggi dirasakan Husniati saat satunya tidur dan satunya bangun, anaknya yang tidur tersebut harus rela dibangunkan untuk menemani saudaranya beraktivitas.

“Pas yang satunya tidur, dan yang satunya masih bangun, terus maunya jalan-jalan yang satunya, terpaksa yang masih tidur ini kita angkat, terkadang juga digeret yang satunya,” kata Husniati.

Husniati mendapatkan kabar dari dokter di rumah sakit bahwa biaya untuk melakukan operasi untuk pemisahan anaknya tersebut mencapai Rp 1,5 miliar.

Hanya satu harapan Husniati, dua anaknya itu dapat segera dipisahkan, dan dirinya mengharapkan para donatur dapat membantu menyumbangkan rezekinya agar dapat memenuhi biaya yang dibutuhkan.

Kompas.com menggalang dana melalui kitabisa.com untuk membantu Anaya dan Inaya Operasi. Sumbangkan rezeki Anda dengan cara klik di sini untuk donasi.

Sementara itu, Kepala Desa Jurit Zulkarnain menyampaikan bahwa dirinya sangat prihatin dengan kondisi warganya tersebut, sehingga telah menginstruksikan kepada kepala dusun agar menggalang dana di masyarakat berapa pun jumlahnya.

Baca juga: Ini Alasan Keluarga Ambil Paksa Jenazah Pasien Covid-19 di RSUD Mataram

“Kami berinisiatif menggalang dana di masyarakat, kerena bagaimanapun, warga ini kita satu jiwa, kita harus peduli,” kata Zul.

Sementara itu, Direktur RSUD Sudjono Tantowi menyampaikan bahwa taksiran biaya untuk biaya operasi pemisahan Anaya dan Inaya mencapai Rp 1,2 miliar.

“Saat ini masih dibutuhkan Rp 1,2 miliar,” kata Tantowi, dikonfirmasi melalui pesan singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com