SEMARANG, KOMPAS.com - Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta di Kota Semarang mengalami penurunan jumlah siswa baru sebanyak 60 persen pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2020.
Bahkan beberapa SMA Swasta memutuskan untuk tidak membuka pendaftaran PPDB dan terancam tutup lantaran tidak ada calon siswa yang berminat mendaftar.
Ketua Asosiasi Kepala Sekolah Swasta Kota Semarang Untung Cahyono mengungkapkan, berkurangnya minat calon peserta didik baru di SMA Swasta ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang menerapkan sistem zonasi untuk SMA/SMK Negeri.
Baca juga: Ganjar Curhat soal PPDB Jateng: Kami Dibombardir Habis-habisan
"SMA swasta yang golongan menengah ke bawah jadi bermasalah dengan adanya aturan zonasi. Kalau SMK-nya memang tidak berpengaruh bahkan terisi penuh. Tapi peminat SMA-nya berkurang banyak sekali. Ada yang kuotanya terisi tiga kelas, sekarang jadi dua kelas, ada sembilan kelas jadi tujuh kelas," jelas Untung saat dihubungi, Jumat (10/7/2020).
Menurut Untung, 50 persen dari jumlah total 58 SMA Swasta di Semarang telah mengalami penurunan siswa didik sekitar 60 persen.
Bahkan pada tahun ini terdapat beberapa SMA Swasta yang tak menerima peserta didik lantaran tak ada calon siswa yang mendaftar.
Baca juga: Serangkaian Masalah PPDB Jateng dalam Catatan Ganjar
"Ada dua SMA yang tahun ini tidak menerima murid baru. Memang sudah tidak buka kelas 10 jadi menghabiskan siswanya yang lama dari kelas 11 dan 12. Rencananya SMA itu akan beralih fungsi seperti di SMA Kartini dan SMA Gita Bahari," katanya.