Tingginya angka kasus Covid-19 di Surabaya disebut karena testing berupa rapid test dan swab test yang dilakukan secara masif.
Merujuk data di website lawancovid-19.surabaya.go.id hingga 8 Juli 2020, warga yang sudah menjalani rapid test mencapai 101.532 orang.
Dari angka itu, 91.338 orang dinyatakan non-reaktif, 10.118 orang berstatus reaktif, dan 76 orang berstatus invalid.
Sedangkan warga yang sudah menjalani tes swab sebanyak 24.975 orang, hasil tes swab yang sudah keluar mencapai 24.659, sementara yang belum keluar sebanyak 316 orang.
Dari hasil tes swab yang sudah keluar sebanyak 24.659 orang, 17.297 orang dinyatakan negatif, 7.159 berstatus positif, dan 203 orang berstatus invalid.
Tes massal ini sudah dilakukan Pemkot Surabaya sejak mendapat bantuan mobil laboratorium PCR dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Intelijen Negara pada Mei 2020 lalu.
"Tes massal akan terus dilakukan, supaya bisa tahu penyebarannya seperti apa di satu tempat dan tempat lain. Ini kan harus dicari karena (Covid-19) tidak bisa dilihat, carinya dengan swab itu. Makanya itu dilakukan secara massif," kata Fikser.
Selama masa pandemi ini belum berakhir, rapid test dan tes swab akan terus dilakukan secara masif kepada semua lapisan warga Surabaya.
Menurut Fikser, kesadaran masyarakat untuk melakukan rapid test maupun swab test secara mandiri dinilai semakin tinggi.
Saat ini hampir semua rumah sakit dan pusat kesehatan juga membuka layanan untuk pemeriksaan swab.
"Artinya, kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatannya dan tidak ikut menularkan kepada yang lain sangat tinggi. Jumlahnya berapa saja, semakin banyak akan semakin bagus," kata Fikser.