Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unik, Pria Gunungkidul Ini Bernama 'Pintaku Tiada Dusta'

Kompas.com - 10/07/2020, 13:29 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Nama unik kembali muncul dari Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, kali ini nama seorang pria bernama Pintaku Tiada Dusta.

Penamaan unik merupakan tradisi sejak lama oleh masyarakat lokal, namun jika masa lalu nama unik dikaitkan dengan hari, bulan, hingga terkait keselamatan anak.

Pintaku Tiada Dusta merupakan nama salah seorang staf Tenaga Harian Lepas di Bidang Penetapan dan Bina Pendapatan Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Gunungkidul.

Baca juga: Pelajar di Gunungkidul Punya Nama Unik, Artinya Diikat Tali Rafia

 

Warga Kalurahan Bendung, Kapanewon Semin, ini mengaku tidak pernah ada yang membully-nya sejak kecil meski memiliki nama unik. 

Nama lelaki kelahiran 5 September 1991 ini memiliki arti lugas sesuai teks atau sesuai nama panggilannya.

"Filosofinya itu saat saya tanya ke orangtua jawabannya. Ya artinya harapan atau doa agar menjadi orang yang amanah dan dapat dipercaya," katanya saat ditemui di ruang kerjanya di BKAD Gunungkidul Kamis (9/7/2020) petang.

Disinggung mengenai hal unik, pria dengan nama panggilan Pinta ini mengaku tak banyak dialami.

Yang paling diingat, saat hendak lulus SD. Pihak sekolah menanyakan atau mengkonfirmasi ulang soal nama itu. Sebab namanya hendak dibubuhkan di ijazah.

Kedua, saat duduk di SMP, ia pernah tiba-tiba dipanggil kepala sekolah.

Saat itu, ia sempat bingung, tetapi ternyata malah dikasih amplop berisi uang.

Ternyata salah seorang guru mengirim nama uniknya di kolom  di rubrik sungguh-sungguh terjadi pada salah satu koran lokal. Honornya semuanya diserahkan ke dirinya.

"Saat SMP nama saya dimasukkan di kolom 'Sungguh-sungguh terjadi' oleh guru. Setelah dimuat honornya diberikan ke saya," kata Pinta. 

Dia mengaku tak pernah berkinginan untuk mengganti nama yang diberikan oleh pasangan dari Priyatmo Subarkah dan Rina Karwati. Dia mengaku bangga dan tetap akan menggunakannya.  

Tradisi nama unik ada sejak zaman dulu

Anggota Dewan Kebudayaan Gunungkidul CB Supriyanto mengatakan, penamaan nama unik ada sejak jaman dulu. Tahun 50-an sampai 70-an banyak dijumpai nama hari seperti Kemis, Pon, Wage, dan nama bulan seperti Suro. Hal itu dianggap lumrah karena orangtua masa itu ingin mengingat bayinya lahir dihari itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com