KENDAL, KOMPAS.com-Ibarat kata pepatah, petani kopi di Kendal, Jawa Tengah, sudah jatuh tertimpa tangga.
Sebab tidak hanya panen kopi yang turun dibanding tahun lalu, harganya juga turun karena permintaan konsumen sedikit.
Sujudi, salah satu petani kopi di Kendal, mengatakan turunnya hasil panen kopi tahun ini, dikarenakan musim yang tidak menentu.
Baca juga: Bertemu Pemuda Tak Pakai Masker di Kedai Kopi, Risma: Ayo Kamu Push Up
Sedangkan anjloknya permintaan diduga karena ada wabah virus corona.
“Tahun ini sering hujan, jadi banyak kopi yang rontok. Pembeli kopi juga turun hampir 50 persen, karena pandemi covid 19,” kata Sujudi yang merupakan warga Desa Mlatiharjo, Kecamatan Patean, Kendal, Jumat (10/07/2020).
Sejak Mei 2020, Sujudi sudah memanen kopi arabika. Saat ini, proses panen hampir selesai.
“Namun hanya beberapa pengepul dan pemilik kafe kopi yang datang membeli kopinya,” akunya.
Baca juga: Demi Manfaat Maksimal, Ini Waktu Terbaik untuk Minum Kopi
Saat ini, harga green bean kopi arabika yang dipetik ketika buahnya sudah merah mencapai Rp 70.000 per kilogram.
Sedangkan untuk biji kopi asalan (campur petik merah, hijau, dan kuning) dihargai Rp 30.000 per kilogramnya.