PALEMBANG, KOMPAS.com - Kasus pembunuhan sadis yang menimpa EY (50) akhirnya terungkap setelah aparat Polres Banyuasin menangkap pelaku berinisial AR (18).
Kapolres Banyuasin AKBP Danny Sianipar mengatakan, beradasarkan hasil pemeriksaan, pelaku membunuh EF lantaran panik saat hendak memperkosa korban.
Menurut Danny, peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (8/7/2020) sekitar pukul 16.00 WIB. Mulanya, pelaku AR baru saja menonton film porno dan setelah itu menuju ke rumah korban.
"Pelaku ini sering mengintip saat korban sedang mandi. Sehingga dia berniat memperkosa korban setelah menonton film porno," kata Danny kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Kamis (7/72020).
Baca juga: Polisi Tangkap Pembunuh Guru SD yang Jasadnya Dimasukkan ke Ember
Saat tiba di rumah korban, pelaku langsung ke rumah EY dan bersembunyi di samping kulkas dekat kamar mandi.
Ketika korban keluar, pelaku langsung mencekik korban sampai pingsan dan kemudian membawanya ke ruang tamu. Saat hendak diperkosa, korban siuman.
"Korban berontak dan teriak meminta tolong, tersangka kemudian menyumpal mulut korban dengan menggunakan ikat rambut yang terbuat dari kain. Tersangka juga mengikat leher korban dengan menggunakan sabuk warna cokelat dan charger HP serta mengikat tangan korban dengan menggunakan tali rafia untuk memastikan bahwa korban sudah meninggal dunia," ujar Kapolres.
Setelah meninggal, jenazah korban diseret oleh tersangka dengan menggunakan seprei dan memasukkannya ke ember warna hijau. Selanjutnya jasad korban ditutup sperei dan diikat dengan tali rafia.
"Setelah melakukan pembunuhan, tersangka langsung keluar melalui pintu depan rumah korban dan mengunci rumah korban dari luar. Kemudian kunci tersebut diselipkan masuk ke dalam rumah melalui celah bawah pintu," jelasnya.
Jasad EY ditemukan oleh rekannya karena curiga korban sudah tiga hari tidak masuk sekolah.
Selain hendak memperkosa dan membunuh perempuan guru SD, pelaku yang merupakan tetangga korban juga diduga merampok ponsel dan laptop milik ibu malang itu.
Muhammad Gani (57), kakak kandung korban mengatakan, barang beharga milik adiknya yang hilang itu adalah dua unit ponsel dan laptop. Seluruh barang itu diduga kuat dibawa kabur oleh pelaku.
"Laptop, printer, handphone hilang. Kemungkinan itu yang diambil pelaku," kata Gani saat ditemui di depan ruang jenazah Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang, Kamis (9/7/2020).
Menurut Gani, ia mendapatkan kabar korban meninggal sekitar pukul 09.00 WIB setelah dihubungi oleh keluarganya. Setelah itu, ia langsung menuju ke rumah korban untuk membantu proses evakuasi.
Ketika ditemukan, kondisi tubuh korban dimasukkan ke ember dan lehernya dijerat dengan ikat pinggang.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.