Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Keluarga Ambil Paksa Jenazah Pasien Covid-19 di RSUD Mataram

Kompas.com - 09/07/2020, 14:25 WIB
Fitri Rachmawati,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

LOMBOK BARAT, KOMPAS.com - Keluarga masih tak terima MS (50), warga Desa Mekar Sari, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, dinyatakan positif Covid-19.

Keluarga mengambil paksa jenazah MS dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram pada Senin (6/7/2020) malam. Jenazah itu dimakamkan tanpa protokol Covid-19 pada Selasa (7/7/2020).

Mahnun (30), salah seorang anak MS, mengungkap alasan keluarga tak mempercayai status positif Covid-19 yang diberikan kepada ibunya.

Mahnun menyebut, keluarga menilai ada yang janggal terkait penetapan status positif Covid-19 itu.

Sebab, ibunya merupakan korban kecelakaan. Hal itu bermula saat ibunya mengemas barang di salah satu pasar di Gunung Sari, Lombok Barat.

Sebuah truk lewat dan menyenggol keranjang yang sedang dikemas MS. Ia pun tersungkur akibat hal itu.

Sekitar dua hari setelah kecelakaan itu, MS mengeluh sakit pinggang dan sulit bernapas.

Baca juga: Keluarga yang Ambil Paksa Jenazah Covid-19 di RSUD Mataram Tolak Pakai APD Saat Pemakaman

Keluarga membawa MS ke Laboratorium Catur Warga dan menjalani rontgent. Setelah itu, MS dibawa ke Rumah Sakit Metro Medika Rembiga, Kota Mataram.

Di sana, MS tak diizinkan menjalani rawat inap. MS juga diminta menjalani rapid test dan tes swab terlebih dulu. Tapi, Mahnun menolak.

"Saya menolak ibu saya di-rapid test dan swab, karena ibu saya tidak menunjukkan gejala Covid-19 sama sekali, karena dia memang kecelakaan dan sesak karena sakit di pinggangnya," kata Mahnun saat ditemui di rumahnya, Rabu (8/7/2020).

Pihak dokter awalnya menyebut MS terkena demam dan flu. Tapi, Mahnun meminta tim medis mengecek ulang kondisi ibunya.

"Karena saya minta suhu tubuh ibu saya dites, dan suhu tubuhnya normal, 36 derajat celcius, itu menjadi pertanyaan buat saya, saya tetap menolak rapid test dan swab. Mereka meminta saya menandatangani surat penolakan menjalani rapid test dan swab," Kata Mahnun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com