Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Rapid Test Peserta UTBK Unair Diganti Reaktif, Kampus Sebut Hasil Berubah Setelah 30 menit

Kompas.com - 09/07/2020, 12:30 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Daffa Dzaki (18) tidak bisa mengikuti ujian tertulis berbasis komputer (UTBK) di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya karena hasil rapid tes miliknya mendadak diganti reaktif.

Saat dikonfismasi, pihak kampus mengatakan jika hasil rapid test Daffa tidak sengaja tertukar. Namun Daffa mash bisa mengikuti UTBK di gelombang berikutnya.

Kejadian tersebut berawal saat Daffa mengikuti UTBK pada Selasa (7/7/2020) siang. Ia datang ke lokasi ujian sekitar pukul 07.30 WIB untuk ikut rapid test dan hasilnya dinyatakan nonreaktif.

Satu jam sebelum ujian, Daffa kembali datang ke lokasi ujian. Namun saat di depan laboratorium Fakultas Hukum, pengawas mencegahnya masuk.

Baca juga: Hasil Rapid Test Peserta UTBK Diubah Menjadi Reaktif, Ini Penjelasan Unair

Pengawas kemudian melihat rapid testnya dan memintanya untuk menenangkan diri. Daffa kemudian diantar ke rapid test untuk bertemu dokter.

Saat itu pengawas mengatakan ada dugaan hasil rapid test Daffa reaktif.

Lalu dokter meminta surat keterangan hasil rapid test yang dipegang Daffa dan menggantinya dengan surat yang baru yang menyatakan rapid test Daffa reaktif.

Setelah menerima surat yang baru, Daffa diminta menyerahkan Kartu Keluarga menyarankan Daffa untuk pulang dan beristirahat.

"Habis itu dokternya minta hasil rapid test tadi terus dibawa diganti dicetak baru yang tulisannya reaktif," ungkapnya.

Baca juga: Viral, Unggahan Peserta UTBK Unair Tentang Hasil Rapid Test Covid-19 Diubah Reaktif

"Terus saya dimintai KK tapi dokternya diam aja. Terus saya disuruh hubungi hotline Unair buat email hasil reaktif tadi terus disuruh pulang," ucapnya.

"Tapi dokter diam enggak terangin apa-apa. Harusnya kalau berubah mestinya diterangin dulu kenapa. Jadi saya enggak dicek ulang. Langsung di-print tiba-tiba ganti reaktif," jelas Daffa.

Daffa mengaku bingung karena tidak ada arahan lebih lanjut setelah dinyatakan hasil rapid test miliknya dinyatakan reaktif.

"Sampai malam ini saya gak dapat arahan dari pihak manapun dari Unair atau Dinas Kesehatan Surabaya. Di Instagram padahal Unair juga sudah liat. Saya cek email juga gak ada pesan, saya juga udah telepon hotline tapi belum ada respons sama sekali," ungkap dia.

"Ya refleks down mental saya. Seharusnya kalau memang ada yang salah, saya kan bisa dihubungi jam 9-10 pagi setelah rapid test yang semula nonreaktif keluar," jelas dia.

Baca juga: Cerita Peserta UTBK UGM yang Waswas Ikut Ujian di Tengah Wabah

Kampus sebut tidak sengaja tertukar

Ilustrasi rapid test corona.REUTERS/Fabrizio Bensch Ilustrasi rapid test corona.
Sementara itu Ketua Pusat UTBK Unair Juaidi Khotib menjelaskan rapid test setiap peserta tetap dipantau selama 30 menit setelah hasilnya diserahkan kepada peserta.

Ia menyebut, ada satu peserta yang hasilnya rapid test-nya reaktif setelah 30 menit.

"Jadi meski di brosur tulisannya hasil bisa keluar 10 menit, tapi petugas tetap mengamati sampai 30 menit kemudian. Dan ternyata, ada satu peserta yang memang setelah 30 menit itu reaktif. Jadi tidak sengaja ditukar," kata Junaidi saat dihubungi, Rabu (8/7/2020).

Ia mengklaim, pihak dokter sudah berkomunikasi dengan Daffa terkait hal itu.

Selain itu pengawas juga telah menjelaskan pada Daffa jika ia bisa mengikuti ujian pada gelombang berikutnya.

Baca juga: Jika Rapid Test Peserta UTBK Reaktif, Apakah Masih Bisa Ikut Ujian? Ini Penjelasan Panitia

"Kami sudah berkomunikasi dengan yang bersangkutan untuk isolasi mandiri dan bisa melakukan reschedule jadwal ujian," ujarnya.

Kata Junaidi, saat ini Daffa sudah bisa menerima hasil tersebut. Bahkan pihak keluarga sudah mendatangi Unair.

Juaidi berpesan agar calon peserta itu melakukan isolasi mandiri dan menjaga imun tubuh.

"Jaga kondisi kesehatan dan pola makanan sehat, multivitamin serta mematuhi pola hidup bersih. Saya yakin kalau seperti itu setelah 14 hari yang bersangkutan bisa mengikuti ujian," jelasnya.

Baca juga: Kisah Pengawas UTBK di Masa Pandemi, Gunakan Hazmat, Keyboard dan Mouse Dibungkus Plastik

Bisa ujian ulang

Ilustrasi KampusShutterstock.com Ilustrasi Kampus
Junaidi mengatakan dari 580 peserta UTBK tiga hari terakhir, ada 28 peserta yang hasil rapid test reaktif.

Mereka masih bisa mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri dengan mengikuti ujian di gelombang kedua.

"Peserta ini akan dilakukan reschedule atau relokasi pada tanggal 20-29 Juli. Sehingga, mereka tetap bisa mengikuti ujian," kata Junaidi.

"Hitungan kami UTBK terakhir sampai tanggal 14. Misalnya hari itu ada yang baru terpapar dan positif swab. Maka, saat isolasi harus dijaga dengan baik sehingga tanggal 28 hasil swab keluar dengan hasil negatif masih bisa ikut gelombang dua," ujarnya.

Ia mengatakan, tes gelombang kedua tetap dilaksanakan di Surabaya.

Baca juga: Peserta dan Panitia UTBK di Jabar Bakal Jalani Rapid Test

Namun pelaksanaan bisa berlangsung di luar kota, jika Satgas Covid-19 tempat asal peserta belum mengizinkan calon mahasiswa tersebut berpergian.

Unair akan menjalin kerja sama dengan UTBK daerah lain sebagai relokasi.

"Misalnya dari Madiun 10 orang, Nganjuk dua orang, Kertosono 15 orang. Kami cari tempat di tengah sehingga mereka bisa lakukan mobilitas menuju tempat ujian. Itu kebijakan dari Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), kami mengikuti saja," jelasnya.

"Jadi Jangan mikir dan khawatir enggak bisa ikut ujian dan sebagainya," imbuhnya.

KOMPAS.com (Editor: Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com