PADANG, KOMPAS.com - Puluhan orangtua murid mendatangi Dinas Pendidikan Sumatera Barat, Kamis (9/7/2020).
Mereka memprotes sistem zonasi yang diterapkan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA dan SMK di Sumbar.
Para orangtua tersebut mengeluhkan anaknya yang tidak lolos PPDB karena jarak rumah yang jauh dari sekolah.
Baca juga: Kisruh PPDB Zonasi di Sumbar, Ombudsman Terima Puluhan Laporan Orangtua Siswa
"Saya tinggal di Tunggul Hitam. Jarak sekolah terdekat 5 kilometer. Anak saya tidak lolos. Ini gara-gara jarak, bukan nilai," kata Basril (58) kepada Kompas.com di Dinas Pendidikan Sumbar, Kamis.
Basril mengatakan, sistem zonasi ini tidak adil.
Sebab, anaknya dinyatakan tidak lolos hanya berdasarkan jarak, bukan berdasarkan nilai dan prestasi yang diperoleh anaknya.
"Kalau kalah bersaing dengan nilai tidak masalah. Ini kalah karena hanya jarak rumah. Ini tidak fair," kata Basril.
Baca juga: Adu Strategi demi Piagam Zona Hijau Covid-19
Basril mengatakan, anak-anak yang tinggal jauh dari sekolah dipastikan tidak akan bisa lolos karena sistem zonasi itu.
Basril menyebutkan, sekolah negeri di Padang, mayoritas berada di pusat kota dan lokasinya berdekatan.
Hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan di daerah itu.
Sedangkan di pinggiran kota yang tidak ada sekolah, dipastikan anaknya tidak akan bisa lolos.
Orangtua siswa lainnya, Weni (50) juga memprotes kebijakan zonasi tersebut.
"Kebijakan baru yang tidak fair. Anak saya sudah belajar dan mendapatkan nilai bagus. Tapi gagal karena zonasi ini," kata Weni.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.