Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Maria "Sang Dokter Rimba", Sempat Dianggap Melawan Kepercayaan Suku Pedalaman Jambi (2)

Kompas.com - 09/07/2020, 11:00 WIB
Suwandi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Kata Maria, penolakan kelompok Talang Mamak yang meliputi beberapa spot seperti di Dusun Air Bomban, Sadan, Swit, Nunusan, Bengayoan dan Semaratihan karena mereka punya obat-obatan tradisional dan dukun hantu.

Misalnya sakit tuberculosis (TB) atau batuk darah, mereka lebih suka berobat ke dukun, begitu juga penyakit lainnya.

Mendidik anak-anak suku pedalaman

Maria pun melebur bersama mereka. Dia masuk dapur, membantu ibu-ibu memasak. Kemudian memakan apa yang mereka makan. Hidup dengan cara mereka, tanpa batasan. Cara lain, Mariya mengumpulkan anak-anak, membentuk pasukan dokter cilik.

Mereka bertugas 'mendidik' orang tuanya cara menyikat gigi, cuci tangan sebelum makan, mandi dengan sabun dan tidak merokok dekat dengan anak-anak terutama balita.

Untuk wilayah Orang Rimba sudah diakses oleh segudang fasilitas kesehatan, berkat perjuangan Mariya dengan berbagai pihak. Bahkan Warsi telah memfasilitasi dengan menggandeng lembaga Eijkman, yang menelurkan program penelitian tentang malaria dan hepatitis.

Berbeda dengan Talak Mamak, yang baru memasuki tahap rintisan. Ini yang membuat Maria lebih terkonsentrasi di Talang Mamak dibanding Orang Rimba. Perbandingannya signifikan.

"Dalam sebulan. Saya berada di Talang Mamak tiga minggu dan Orang Rimba satu minggu," kata perempuan berdarah Jawa ini.

Tentang sepotong kue ulang tahun

Awal Maria mengabdi kepada komunitas adat adalah tepat sehari sebelum ulang tahunnya, bulan September 2015. Pertama masuk rimba sedang musim asap karena kebakaran hutan. Untuk memberikan kesan pertama yang baik, dia pun berniat merayakan ulang tahun bersama komunitas Talang Mamak.

Sepotong kue ulang tahun dibawa Maria saat pergi ke rimba. Perjalanan menuju Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) tepatnya di Lemang, desa terakhir yang dapat diakses dengan sepeda motor.

Selanjutnya mengarungi Sungai Gangsal dengan perahu motor. Apabila debit air tidak surut, maka perjalanan tiga jam. Namun karena musim kemarau, perahu motor tak dapat melaju. Maria pun berjalan kaki selama delapan jam, untuk menemui 12 KK komunitas Talang Mamak di dusun Nunusan, kata Maria.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com