Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Butuh 15 Juta Ton Udang, Menteri KKP: Indonesia Baru Menyuplai 860.000 Ton

Kompas.com - 09/07/2020, 08:15 WIB
Hamzah Arfah,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo mengatakan, komoditas udang sangat dicari. Pasar dunia membutuhkan 13 sampai 15 juta ton pasokan udang.

"Karena di dunia dibutuhkan, butuh udang sampai 13 juta sampai 15 juta ton. Indonesia baru menyuplai 860.000 ton," ujar Edhy saat meninjau tambak millenial di Desa Pangkahkulon, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik, Jawa Timur, Rabu (8/7/2020) petang.

Edhy menilai, kebutuhan pasar dunia itu harus dimanfaatkan petani tambak udang di Indonesia, khususnya Gresik. Para petani, kata dia, bisa mendapatkan keuntungan di tengah pandemi Covid-19.

Salah satu cara memenuhi kebutuhan itu dengan pengembangan budi daya udang vaname dengan konsep tambak milenial.

Para petani tambak bisa memanfaatkan lahan yang tak terlalu besar, sekitar 132 meter persegi. Tambak itu didukung konsep budi daya yang mengaplikasikan teknologi, penggunaan kincir, probiotik, dan sistem IPAL.

Baca juga: Tambah 36, Covid-19 di Gresik Tembus 1.005 Kasus Positif

"Kita harus dorong ini, karena ini hanya perlu kesabaran, terus-menerus," kata dia.

Edhy menyebut, petani harus memanfaatkan tingginya jumlah konsumsi ikan di dunia.

"Pada saat Covid-19, restoran memang tutup, tapi orang yang pengen makan malah lebih banyak," kata Edhy.

Jangan Takut Pendanaan

Edhy juga meminta masyarakat tidak memikirkan masalah pembiayaan, khususnya yang ingin melakukan budidaya dan bisnis di sektor tambak.

Karena, mereka bisa mengajukan modal usaha melalui Kredit Usaha Ringan (KUR).

"Satu tambak (millenial) per bulan dapat uang Rp 5 juta, tapi kalau lebih besar (ukuran), tentu akan lebih besar lagi (keuntungan)," ucap Edhy.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com