Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risma Bagikan Ribuan Alat Rapid Test untuk 55 Rumah Sakit di Surabaya

Kompas.com - 08/07/2020, 20:04 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali membagikan alat rapid test kepada puluhan rumah sakit di Kota Pahlawan.

Pada Sabtu (4/7/2020) lalu, alat rapid test itu dibagikan kepada 23 rumah sakit.

Kemudian, Rabu (8/7/2020), alat rapid test yang diterima dari Kementerian Kesehatan itu diberikan untuk 32 rumah sakit.

Secara keseluruhan terdapat 55 rumah sakit yang telah menerima bantuan alat rapid test tersebut.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyerahkan langsung sebanyak 2.810 alat rapid test kepada 32 perwakilan RS rujukan maupun non rujukan di Balai Kota Surabaya, Rabu sore.

Baca juga: Tujuh Pejabat Kantor BRI di Malang Positif Corona

Pada kesempatan itu, Risma mengatakan, bantuan alat rapid test kepada RS ini jumlahnya berbeda-beda sesuai kebutuhan masing-masing rumah sakit tersebut.

"Jadi, pemberian bantuan ini susulan. Karena rumah sakitnya tidak menuliskan kebutuhan rapid test pada saat staf khusus Menteri Kesehatan (Menkes) datang. Kalau yang kemarin, Sabtu (4/7/2020) itu rumah sakit yang mengajukan melalui selembaran kertas kapan hari," kata Risma.

Ia menuturkan, bantuan rapid test yang diserahkan ini digunakan untuk pasien saja.

Sedangkan, untuk tenaga kesehatan (nakes) atau karyawan RS nantinya akan diajukan kembali kepada Kemenkes.

"Tadi saya sampaikan mau pilih rapid test atau swab. Ternyata mereka memilih swab semua. Nanti akan diajukan untuk itu," ujar Risma.

Beberapa waktu lalu, kata Risma, staf khusus Menkes memberikan bantuan 10.000 rapid test kepada Pemkot Surabaya.

Dari jumlah itu, ia merinci sebagian digunakan untuk memfasilitasi calon mahasiswa untuk syarat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).

Sementara, sebagiannya lagi dibagikan ke rumah sakit.

"Untuk jumlah rumah sakitnya kemarin 23 sekarang 32, jadi sudah ada 55 rumah sakit yang menerima (alat rapid test)," tutur Risma.

Risma juga memaparkan, nantinya pihak rumah sakit itu akan menuliskan kembali usulan-usulan apa saja yang dibutuhkan di setiap rumah sakit.

Baca juga: Bertemu Pemuda Tak Pakai Masker di Kedai Kopi, Risma: Ayo Kamu Push Up

Nantinya dari usulan tersebut akan diteruskan kepada Kemenkes.

"Mereka (pihak rumah sakit) juga mengajukan usulan ke kementrian dan juga BNPB," kata dia.

Adapun 32 rumah sakit itu, yakni RSIA Putri, RS Tk III Brawijaya, RS Orthopedi, RS Marinir EWA Pangalila, RSIA Perdana Medica, RS DKT Gubeng, RS William Booth, RS Adi Husadsa Kapasari, RSIA NUN, RS Wiyung Sejahtera.

Kemudian, RS Gotong Royong, RSAL, dr Oepomo, RSIA Lombok 22 Lontar, RS Paru, RSIA Kendangsari, RSIA Cempaka Putih Permata, RSIA IBII, RSPAL dr Ramelan, RS Onkologi, RS Mitra Keluarga Kenjeran.

"Kemudian, RS Muji Rahayu, RS Surabaya Medica Servise, RS Mata Undaan Surabaya, RS Wijaya, RS Mata Masayarakat, RSIA Kendangsari-MERR, RS Graha Medika, RS Manyar Medical Center, RSIA Lombok 22 Flores, RS Bhakti Rahayu dan RS Al-Irsyad," tutur Risma.

Baca juga: Sosialisasi Covid-19 Pakai Motor, Risma: Supaya Warga Tahu Kita Masih Belum Aman

Sementara itu, salah seorang perwakilan dari RSAL, dr Oepomo Surabaya, Arif S mengatakan, bantuan alat rapid test ini akan sangat berguna bagi masyarakat.

Terlebih bagi mahasiswa yang hendak melakukan rapid test untuk kepentingan UTBK.

"Rapid test ini sangat membantu dan sangat bermanfaat sekali. Untuk calon mahasiswa juga bisa," tutur Risma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com