Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Suku Baduy Minta Kawasannya Dihapus dari Lokasi Tujuan Wisata

Kompas.com - 08/07/2020, 05:37 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Lembaga Adat Baduy meminta pemerintah untuk menutup kawasannya dari lokasi tujuan wisata.

Pasalnya, sejak kawasannya itu dibuka untuk wisatawan justru banyak menimbulkan masalah tersendiri bagi warga Baduy.

Masalah tersebut di antaranya terkait dengan banyaknya sampah, aturan adat yang tidak diindahkan, hingga warga Baduy yang risih saat menjadi tontonan wisatawan.

"Membanjirnya wisatawan yang tujuannya enggak jelas, cuma nontonin orang Baduy, sebenernya membuat mereka risih. Belum lagi masalah sampah dan lain-lain," kata Heru Nugroho yang mengaku memiliki kedekatan dengan masyarakat Baduy kepada Kompas.com, Selasa (7/7/2020).

Kirim surat ke pemerintah

Suku Baduy mengeluh pemakaian plastik yang sebagian besar dibawa wisatawan. dok BBC Indonesia Suku Baduy mengeluh pemakaian plastik yang sebagian besar dibawa wisatawan.

Akibat adanya masalah itu, Lembaga Adat Baduy telah membuat surat yang akan dikirimkan kepada pemerintah.

Adapun orang terdekat Suku Baduy yang ditunjuk untuk menjembatani menyampaikan surat tersebut kepada pemerintah di antaranya adalah Heru Nugroho, Henri Nurcahyo, Anton Nugroho, dan Fajar Yugaswara.

Surat itu, kata Heru, ditujukan untuk Gubernur Banten, Bupati Lebak, dan sejumlah kementerian terkait.

Adapun mereka yang membubuhkan cap jempol dalam surat itu antara lain Jaro Saidi sebagai Tangunggan Jaro 12, Jaro Aja sebagai Jaro Dangka Cipati, dan Jaro Madali sebagai sebagai Pusat Jaro 7.

"Pada tanggal 16, Jaro Alim memberi amanah ke saya, barangkali bisa membantu mencarikan solusi terhadap persoalan-persoalan yang ada. Saat itu kami sepakat, sebaiknya Baduy dihapus dari peta wisata nasional," kata Heru.

Baca juga: Duduk Perkara Lembaga Adat Baduy Minta Dihapus dari Destinasi Wisata

Belum diketahui pemda setempat

Warga Baduy Luar di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten saat mengikuti Pemilu Serentak 17 April 2019 lalu.KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Warga Baduy Luar di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten saat mengikuti Pemilu Serentak 17 April 2019 lalu.

Sementara saat dikonfirmasi, Kepala Desa Kanekes dan Dinas Pariwisata setempat justru belum mengetahui terkait informasi tersebut.

Jaro Saija yang merupakan Kepala Desa Kanekes mengatakan, penutupan kawasan Baduy saat ini dilakukan karena adanya pandemi Covid-19.

Sehingga wisatawan atau orang luar tidak diperkenankan untuk masuk di kawasan tersebut.

Namun demikian, kebijakan penutupan itu sifatnya hanya sementara.

Oleh karena itu, terkait dengan adanya keluhan dan permintaan untuk melakukan penutupan secara permanen, pihaknya mengaku belum mengetahuinya.

"Saya tidak tahu, tidak diberitahu kalau ada pertemuan seperti itu. Saat ini lagi mencari tahu siapa yang kirim surat tersebut," kata Saija saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Baca juga: Tercatat Nihil, Ini Cara Unik Suku Baduy Tangkal Corona

Penulis : Kontributor Banten, Acep Nazmudin | Editor : Abba Gabrillin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com