Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Suami Peluk Istri yang Hamil 7 Bulan Saat Ditodong Senjata Api oleh Begal

Kompas.com - 07/07/2020, 22:32 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Sepasang suami istri menjadi korban perampokan komplotan begal bersenjata api di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (7/7/2020).

Aksi perampokan itu cukup dramatis karena sang suami berusaha melindungi istrinya yang sedang hamil tujuh bulan.

Meskipun, pada akhirnya pelaku tetap berhasil mengambil barang-barang korban yang diperkirakan bernilai puluhan juta rupiah.

Baca juga: Ditodong Senjata Api oleh Begal, Pria Ini Peluk Istrinya yang Hamil demi Melindungi

Pengejaran berujung tembakan

Ilustrasi pistolSHUTTERSTOCK Ilustrasi pistol
Suami istri korban perampokan tersebut ialah Wahidin (34) dan Eva Susanti (33).

Mereka bersepeda motor dalam perjalanan pulang dari rumah orangtua di Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Selasa (7/7/2020) sekitar pukul 04.00 WIB.

Saat berada di Jalan Lintas Timur Palembang - Indralaya Km 18, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir (OI), tiba-tiba komplotan begal tersebut muncul.

Wahidin langsung tancap gas menghindari enam orang begal yang menggunakan tiga sepeda motor itu.

Namun Wahidin terpaksa menghentikan sepeda motornya lantaran begal tersebut menembakkan senjata api.

"Mereka menembak dua kali, kemudian pelaku yang lain mengadang kami di tengah jalan. Sehingga terpaksa berhenti," kata Wahidin saat membuat laporan ke SPKT Polda Sumatera Selatan, Selasa.

Baca juga: Misteri 31 Jam Pendaki Hilang di Gunung Guntur, Ditemukan Nyaris Telanjang di Sumber Mata Air oleh Penjaga Parkir

Ilustrasi hamil.Thinkstock Ilustrasi hamil.

Suami peluk istri

Usai menghentikan kendaraannya, Wahidin langsung memeluk sang istri yang hamil 7 bulan untuk melindunginya dari ancaman begal.

Sebab saat itu ada begal yang sudah siap dengan senjata api mereka.

"Jangan banyak bergerak, melawan kami tembak. Kami cuma mau ambil motor kamu saja," ucap Wahidin menirukan perkataan seorang pelaku.

Baca juga: Kisah Pilu Maula, Istri dan Anak Kembarnya Hilang, 2 Anak Lainnya Tewas Saat Insiden Kapal Tenggelam

Sempat akan ditinggalkan karena kunci

Ilustrasi begalThinkstock Ilustrasi begal
Pelaku sempat kebingungan karena ternyata sepeda motor korban, Yamaha Aeox menggunakan kunci keyless.

Hal tersebut sempat membuat para pelaku ingin meninggalkan para korban beserta sepeda motornya.

Namun salah satu pelaku berusaha menggeledah korban dan menemukan remote kunci.

"Awalnya satu pelaku bilang motor saya tidak ada kuncinya jadi mau ditinggalkan. Satu lagi langsung menggeledah celana dan dapat kuncinya di saya," ungkapnya.

Baca juga: Maling Tak Sadar Masuk Ruang Isolasi Corona dan Curi Ponsel Pasien Positif Covid-19, Ini Akibatnya

 

Ilustrasi garis polisi.SHUTTERSTOCK Ilustrasi garis polisi.
Pulang jalan kaki 1 km

Tak hanya sepeda motor, namun satu unit laptop, hard disk merek Toshiba, dua unit ponsel dan uang Rp 500.000 juga turut disikat oleh pelaku.

Wahidin dan Eva pun terpaksa pulang berjalan kaki hingga 1 kilometer.

Mereka lalu diantar bus yang lewat.

"Kami pulang setelah diantar bus yang lewat. Sempat jalan kaki sekitar 1 kilometer," ungkapnya.

Polisi membenarkan adanya laporan tersebut dan masih melakukan penyelidikan.

"Kita akan lakukan olah TKP dan berkoordinasi dengan polres terdekat mencari keberadaan pelaku," kata Pamin 3 SPKT Polda Sumsel AKP Aidil Fitriansyah.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Palembang, AJI YK Putra | Editor: Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com