Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Dianiaya Sipir, Napi Rutan Makassar Alami Luka Memar di Sekujur Tubuh

Kompas.com - 07/07/2020, 17:47 WIB
Himawan,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - AK (41), seorang narapidana kasus narkoba di Rutan Klas 1 Makassar mengalami luka memar di sekujur tubuh.

Aswar, saudara dari AK mengaku terkejut mengetahui kondisi yang dialami adiknya.

Berdasarkan informasi, kata dia, adiknya diduga menjadi korban penganiayaan oleh sipir penjara pada 28 Juni lalu.

Informasi tersebut didapat dari salah seorang narapidana yang mendekam di Rutan Makassar.

"Penyebabnya karena awalnya diduga mencuri kartu seluler, ini baru 'katanya'. Empat orang anggota sipir, itu diduga menganiaya korban, adik saya ini," kata Aswar kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (7/7/2020).

Baca juga: Pekan Depan, Polisi Periksa Legislator Penjamin Jenazah Covid-19 di Makassar

Tak terima dengan perbuatan tersebut, Aswar melaporkannya ke pihak kepolisian.

"Untuk sementara ini, belum ada pertemuan dengan pihak Rutan. Tapi saya laporkan langsung ke Polrestabes. Saya betul-betul merasa keberatan," ujar Aswar.

Sementara itu, Kepala Rutan Klas 1 Makassar Sulistyadi membenarkan AK mengalami penganiayaan saat berada di dalam sel rutan.

Sulistyadi mengungkapkan, AK dianiaya oleh sejumlah tahanan di dalam rutan karena kesal dengan AK yang sudah kedapatan mencuri kartu ponsel.

"Yang bersangkutan bertempat tinggal di Blok G terus main ke Blok C mencoba melakukan tindak pencurian. Namun ketahuan terus dikeroyok oleh penghuni di situ," kata Sulistyadi.

Baca juga: Usut Kasus Pengambilan Jenazah Covid-19 di Makassar, Polisi Telah Periksa 11 Saksi

Dikatakan Sulistyadi, AK diketahui sudah tiga kali mencuri di blok yang sama.

"Ya (alasannya mencuri) mungkin karena jarang dibesuk, kebutuhan dia," ujar Sulistyadi.

Saat ini, kata Sulistyadi, beberapa tahanan yang ketahuan melakukan pengeroyokan telah dipindahkan ke rutan di Takalar.

"Untuk menghindari keributan lebih lanjut yang mengeroyok sudah kami pindahkan, ada yang ke Takalar. Ada beberapa lah, kita pindahkan supaya tidak berlanjut saja," tutup dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com