Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Pandemi, Bali Terima Lagi Wisatawan di Akhir Juli, Pakar Sebut Terlalu Buru-buru

Kompas.com - 07/07/2020, 12:02 WIB
Rachmawati

Editor

Tahap ini berjarak 42 hari, atauabulan pitung dina dari Tahap Kedua pada 31 Juli 2020.

Menurut Koster, semua tahap itu sudah disesuaikan dengan hari baik yang dipercaya umat Hindu Bali.

Baca juga: 2 Tenaga Medis Positif Corona Kontak dengan 25 Nakes Lain, Satu Puskesmas di Gianyar Bali Ditutup

Penerapan normal baru di sektor Pariwisata

Dewa Made Indra, Ketua Gugus Tugas Covid-19 Bali menambahkan, normal baru di Bali berarti masyarakat bisa memulai aktivitas seperti sedia kala, tetapi ada hal barunya.

"Sekarang harus dilengkapi dengan protokol kesehatan, seperti pakai masker, rajin cuci tangan, jaga jarak, hindari kerumunan, dan hidup sehat," katanya.

Hal sama pun berlaku di bidang pariwisata. Apalagi, menurut Indra, pariwisata Bali termasuk sektor berisiko tinggi karena melibatkan warga internasional.

Saat ini kasus Covid-19 di berbagai negara juga masih tinggi.

"Karena itu perlindungan di sektor pariwisata harus lebih kuat," ujarnya.

Baca juga: Kabar Duka, Eks Kepala Dinas Kesehatan Bali Meninggal karena Covid-19

Perlindungan itu akan dilakukan secara bertahap mulai dari keberangkatan yang harus menyertakan hasil tes PCR negatif, pemeriksaan kesehatan ketika baru tiba di bandara, sampai saat masuk hotel atau mengunjungi objek wisata.

"Semua harus menggunakan protokol ketat, misalnya menerapkan social distancing," lanjutnya.

Untuk memastikan berjalannya protokol itu, kata Indra, pengawasan juga akan dilakukan di semua titik.

Pada saat berangkat, pengawasan dilakukan oleh pihak maskapai. Pada saat tiba di Bali akan diawasi karantina atau petugas kesehatan bandara. Pada saat di hotel, pengawasan oleh pihak hotel.

Baca juga: 8 Warung Makan Ramah Muslim di Bali yang Terkenal di Kalangan Wisatawan

"Pengawasannya berlapis-lapis," katanya.

Meski Bali menyatakan siap membuka pariwisata sebagai bagian dari normal baru, sejumlah pelaku pariwisata masih menanggapinya dengan hati-hati.

Pengelola desa wisata Penglipuran, Bangli, misalnya, mengaku siap tetapi semua pihak harus disiplin dan jujur.

"Sebelum pariwisata dibuka, perlu diverifikasi bila perlu ada semacam simulasi agar petugas betul betul siap," kata I Nengah Muneng, Ketua Pengelola Desa Wisata Penglipuran.

Baca juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Obyek Wisata Desa Penglipuran Bali Ditutup Sampai Akhir Maret

Desa Penglipuran yang berada di Bali masuk dalam Top 100 Destinasi Berkelanjutan Dunia bersama tiga desa wisata di Indonesia lainnya.Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf Desa Penglipuran yang berada di Bali masuk dalam Top 100 Destinasi Berkelanjutan Dunia bersama tiga desa wisata di Indonesia lainnya.
Penglipuran merupakan salah satu desa wisata di Bali. Desa ini terkenal karena tata desanya yang rapi dengan pintu gerbang yang sama.

Sebelum terjadi pandemi Covid-19, sekitar 750 turis tiap hari berkunjung ke sini. Tahun lalu, mereka mendapatkan pemasukan hingga Rp 4,9 miliar dari uang tiket.

"Itu belum termasuk dari warga yang mengelola homestay dan art shop," kata Muneng.

Sebagai adaptasi dengan normal baru, Muneng melanjutkan, pengelola Desa Penglipuran sudah mempersiapkan tempat cuci tangan di pintu masuk, toilet lebih banyak dan berkualitas, alat penyemprot disinfektan, dan masker.

Baca juga: Kenapa Desa Penglipuran Bisa Sukses Dapat Penghargaan Internasional?

"Beberapa bagian masih kami siapkan, seperti thermogun dan tata tertib dalam bentuk papan informasi," katanya,

Secara terpisah, Ketua Satgas Gotong Royong Penanggulangan Covid-19 Desa Penglipuran I Wayan Liwat berharap pembukaan normal baru di desanya dilaksanakan secara terbatas.

"Bisa saja dibuka, tetapi sangat terbatas karena objek ini akan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Kalau tamu tidak masuk rumah penduduk, itu akan mengurangi risiko warga kami," katanya.

Liwat menambahkan, pariwisata di Bali bisa segera mulai dibuka karena dampak pandemi Covid-19 tidak hanya dari sisi kesehatan, tetapi juga ekonomi.

Sebagai warga yang tergantung dari pariwisata, Liwat mengaku sudah kehilangan pendapatan sama sekali sejak pariwisata di desanya ditutup pada 18 Maret 2020 lalu.

Baca juga: Penglipuran, Desa Wisata Bali dengan Sederet Penghargaan

Diharap terjadi percepatan

Kepolisian Bali menggunakan kearifan lokal untuk mengingatkan masyarakat menjalankan protokol Covid-19. AFP/SONNY TUMBELAKA Kepolisian Bali menggunakan kearifan lokal untuk mengingatkan masyarakat menjalankan protokol Covid-19.
Sementara itu, pengusaha paket liburan dan pemilik sebuah café di Bali, Yosep Allen Situmorang mengatakan sejak ada wacana pembukaan wisata, sejumlah mantan pekerjanya mulai menghubungi.

Mereka berharap dapat bekerja kembali.

"Saya bilang, tunggu aja dulu informasinya, karena kita juga belum tahu apakah akan banyak wisatawan-wisatawan yang datang atau tidak. Kalau iya, segera saya akan kabari kalian," kata Allen menirukan ucapan saat bertelepon dengan pekerjanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com