Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan pada 26 Desember, Warga Aceh Besar Peringati 16 Tahun Tsunami Hari Ini

Kompas.com - 05/07/2020, 14:18 WIB
Raja Umar,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

ACEH BESAR, KOMPAS.com- Warga Desa Lambaro Neujid, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, menggelar acara peringatan 16 tahun terjadinya musibah Tsunami Aceh.

Peringatan dilakukan pada hari ini, Jumat (5/7/2020), karena warga Desa Lambaro Neujid memilih untuk mengenang musibah itu dengan penanggalan hijriah atau setiap 14 Zulkaidah.

Sebagi informasi, 26 Desember 2004, hari terjadinya Tsunami Aceh, bertepatan dengan 14 Zulkaidah 1441 hijriah.

Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenang 15 Tahun Tsunami Aceh

“Kami memperingati tsunami setiap 14 Zulkaidah, menggunakan kalender Arab untuk mengenang dan mendoakan keluarga yang menjadi korban saat terjadi tsunami 16 tahun lalu,” kata Abi Bukhari, tokoh masyarakat Peukan Bada, kepada Kompas.com, Minggu (5/7/20200) usai acara doa bersama.

Menurut Bukhari, warga Peukan Bada memilih peringatan tsunami berlangsung setiap 14 Zulkaidah karena penanggalan hijriah dianggap lebih akurat ketimbang kalender masehi.

Selain itu, jika menggunakan kalender masehi, peringatan tsunami bisa saja berbarengan dengan momen hari besar umat Islam.

"Kalau menggunakan tahun masehi setiap tahunnya akan begeser, bahkan mungkin nanti saat bulan puasa peringatan tsunami,” katanya.

Dalam peringatan ini, tidak hanya berlangsung doa bersama. Ada edukasi mitigasi bencana yang disampaikan ke generasi muda.

Baca juga: 15 Tahun Pasca Tsunami Aceh, Tak Pernah Terhapus dari Ingatan, Bangun Siaga

“Kegiatan doa bersama ini juga untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda, karena kalau tidak generasi mendatang akan melupakan peristiwa tsunami yang pernah terjadi di Aceh,” kata Bukhari.

Siti Sarah (20), warga yang kehilangan orangtua dalam musibah tsunami mengaku meski telah berlalu 16 tahun peristiwa tsunami masih sangat terekam jelas diingatannya. 

Terlebih saat mengikuti doa bersama peringatan tsunami setiap tahunnya.

“Waktu tsunami saya berusia 4 tahun, orangtua saya dan saudara ayah saya banyak yang menjadi korban dalam peristiwa tsunami, sehingga setiap tahun peringatan tsunami saya selalu merasakan bagaimana kehilangan orang yang sangat kita cintai, sehingga dengan adanya kegiatan ini dapat mengingatkan saya untuk selalu mendekatkan diri dengan Allah,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com