“Berkaitan dengan hewan kurban, meski pun keluarga Muslim tidak merasa keberatan atas hewan babi sebagai kurban, tetapi pada saat makan sengaja dipisahkan antara keluarga Katolik dan Islam. Sementara anggota suku yang Muslim ditugaskan untuk menyembelih ayam dan kambing lalu dinikmati secara bersama seluruh anggota suku,” kata Paulus.
Warga Suku Wajor di Kampung Sambi Mese selalu hidup rukun dan berdampingan satu dengan yang lain.
Tidak pernah terjadi kasus intoleransi antar umat beragama di kampung ini sejak pertama kali ditinggali.
Ketika ada perayaan besar agama Katolik, umat Muslim di kampung ini ikut terlibat dan memberikan ucapan kepada umat Katolik.
Demikian juga sebaliknya saat umat Islam merayakan Lebaran, umat Katolik turut mengambil bagian.
Begitu juga ketika ada kerja bakti pembersihan rumah ibadat dari kedua agama tersebut, umatnya saling membantu.
Seorang anggota Suku Wajor beragama Islam, Safarudin (30) menuturkan, pada saat perayaan Lebaran, keluarga Katolik ikut berbaur bersama keluarga Muslim.