Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Sengketa TNI dan Pemkot Magelang | Ada Apa dengan Suroto?

Kompas.com - 05/07/2020, 06:02 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Berita seorang pria yang hanya berbaring di tempat tidur meski tak sakit di Magelang, Jawa Tengah, jadi sorotan.

Suroto (40), nama pria tersebut, disebut telah tiduran selama lebih kurang 10 tahun.

Sang ibu, Sukanti, hanya bisa berharap di hari tuanya bisa melihat Suroto bisa kembali hidup normal.

Sementara itu, kasus sengketa lahan antara Pemerintah Kota Magelang dengan Akademi TNI menyita perhatian pembaca Kompas.com di hari kemarin.  Wali Kota Magelang menyayangkan sikap TNI tersebut. 

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Ada apa dengan Suroto? 10 tahun hanya tiduran

Suroto usai dipotong rambutnya oleh Ardian relawan MRI-ACT.KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA Suroto usai dipotong rambutnya oleh Ardian relawan MRI-ACT.

Menurut Sukanti, anaknya tersebut tidak menderita sakit. Fisiknya sehat dan juga tak mengeluh apapun.

Namun, Sukanti tak tahu mengapa Suroto hanya berbaring selama 10 tahun.

"Saya tidak tahu bagaimana mulanya, tiba-tiba dia sudah tiduran dan tidak pernah bangun. Selain itu, dia juga tidak pernah berbicara lagi," terangnya dalam Bahasa Jawa, Jumat (3/7/2020) saat ditemui di rumahnya.

Baca berita selengkapnya: Suroto, 10 Tahun Tiduran, Mata Terpejam dan Makan Tiga Hari Sekali

2. Balai Kota Magelang Dipatok TNI

Tentara.Thinkstock Tentara.

Kehebohan terjadi di kompleks Balai Kota Magelang pada Jumat (3/7/2020).

Sejumlah anggota TNI memasang patok atau pelang di depan Kanto Wali Kota Magelang

Pelang itu bertuliskan "Tanah dan Bangunan Ini Milik Dephankam Cq. Mako Akabri/Mako Akademi TNI, Berdasarkan SHP No.9 Tahun 1981, IKN No.2020335014, Luas Tanah 40.000 M2".

Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito menuturkan, menyayangkan sikap TNI tersebut.

"Kami sayangkan ada pemasangan plang itu. Sejauh ini kami berkomunikasi dengan baik dengan Akademi TNI, bahkan kemarin (Kamis) kami juga rapat membahas persoalan ini, difasilitasi Kemendagri, tapi memang hasilnya masih ditunda," ujar Sigit, dalam keterangan pers resmi yang diterima, Jumat sore.

Baca berita selengkapnya: TNI Pasang Patok di Kantor Wali Kota Magelang, Ini 2 Opsi bagi Pemkot

3. Bupati Kutai Timur dan istri, terjerat korupsi

Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango (tengah) didampingi Deput Penindakan Karyoto (kiri) dan Juru Bicara Ali Fikri (kanan) menunjukkan tersangka pasca Operasi Tangkap Tangan (OTT) Bupati Kutai Timur di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (3/7/2020). Dalam OTT itu KPK menahan tujuh tersangka yakni Bupati Kutai Timur Ismunandar, Ketua DPRD Kutai Timur Encek Unguria, Kadis PU Kutim Aswandini, Kepala Bapenda Kutim Musyaffa, Kepala BPKAD Kutim Suriansyah, serta pihak swasta Aditya Maharani dan Deky Aryanto dengan barang bukti uang tunai Rp170 juta, buku tabungan dengan saldo Rp4,8 miliar, dan sertifikat deposito Rp1,2 miliar dalam kasus dugaan korupsi pengerjaan infrastruktur di lngkungan Pemkab Kutai Timur tahun 2019-2020. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/pras.ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango (tengah) didampingi Deput Penindakan Karyoto (kiri) dan Juru Bicara Ali Fikri (kanan) menunjukkan tersangka pasca Operasi Tangkap Tangan (OTT) Bupati Kutai Timur di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (3/7/2020). Dalam OTT itu KPK menahan tujuh tersangka yakni Bupati Kutai Timur Ismunandar, Ketua DPRD Kutai Timur Encek Unguria, Kadis PU Kutim Aswandini, Kepala Bapenda Kutim Musyaffa, Kepala BPKAD Kutim Suriansyah, serta pihak swasta Aditya Maharani dan Deky Aryanto dengan barang bukti uang tunai Rp170 juta, buku tabungan dengan saldo Rp4,8 miliar, dan sertifikat deposito Rp1,2 miliar dalam kasus dugaan korupsi pengerjaan infrastruktur di lngkungan Pemkab Kutai Timur tahun 2019-2020. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/pras.

KPK menetapkan Ismunandar sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait proyek infrastruktur di Kabupaten Kutai Timur.

Selain Ismunandar, KPK juga menetapkan Ketua DPRD Kutai Timur yang juga istri Ismunandar, Encek UR Firgasih, sebagai tersangka penerima suap.
Kasus tersebut menjadi sorotan setelah kekayaan kedua suami istri tercatat memiliki mobil seharga Rp 43 juta.

Baca berita selengkapnya: Ini Sosok Bupati Kutai Timur Ismunandar yang Jadi Tersangka KPK Bersama Istri

4. Cerita ibu dan anak saling mengadu ke polisi

ibu Kalsum yang dilaporkan oleh anaknya ke PolisiKOMPAS.COM/IDHAM KHALID ibu Kalsum yang dilaporkan oleh anaknya ke Polisi

Harta warisan telah membuat ibu dan anak di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) saling mengadu ke polisi.

Kalsum, awalnya hendak dilaporkan oleh anak kandungnya M (40) ke polisi gara-gara sepeda motor.

Setelah itu, Kalsum mengadukan balik M ke Polda NTB karena diduga menggelapkan uang warisan Rp 200 juta.

Baca berita selengkapnya: Sempat Ingin Dipenjarakan, Ibu Kalsum Adukan Balik Anaknya ke Polisi soal Harta Warisan

5. Nasib suku Korowai di Pegunungan Bintang Papua

Wilayah Maining 33 salah satu lokasi tambang rakyat di Korowai, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua.(ANTARA/Musa Abubar) Wilayah Maining 33 salah satu lokasi tambang rakyat di Korowai, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua.

Di kawasan tambang emas tradisional di Korowai, tepatnya di Mining 33, Distrik Kawinggon, Pegunungan Bintang, warga harus membeli satu karung beras berukuran 10 kilogram dengan harga Rp 2 juta.

"Beras 10 kilogram itu emas empat gram. Kalau dibeli dengan uang, satu karung itu harganya Rp 2 juta," kata salah satu pengelola Koperasi Kawe Senggaup Mining Hengki Yaluwo di Korowai, seperti dikutip Antara, Rabu (1/7/2020).

Hengki menyebutkan, harga beras tersebut hampir sama di puluhan lokasi tambang rakyat lainnya di wilayah Korowai.

Tak cuma beras yang mahal, harga mi instan dan bahan pokok lainnya juga tinggi. Satu kardus mi instan dijual seharga Rp 1 juta.

Baca berita selengkapnya: "Beras 10 Kilogram Itu Seharga 4 Gram Emas kalau Dibeli dengan Uang Rp 2 Juta"

(Penulis: Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana, Kontributor Magelang, Ika Fitriana, Kontributor Lombok Tengah, Idham Khalid | Editor : Dheri Agriesta, Khairina, Teuku Muhammad Valdy Arief)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com