Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lepas Rindu Rhoma Irama dengan Sahabat Lama, Berujung Tes Massal Corona...

Kompas.com - 04/07/2020, 18:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Berawal pertemuan melepas rindu, dua sahabat yakni Rhoma Irama dan Surya Atmaja kini menjadi sorotan publik.

Dalam reuni sekaligus tasyakuran khitanan itu, Surya Atmaja meminta sahabatnya, Rhoma Irama menyanyikan lagu kenangan. Alasannya untuk melepas rindu.

Kedatangan sang pedangdut sontak disambut riuh ratusan orang warga Pamijahan, Bogor, tempat digelarnya acara

Imbasnya, 500 orang yang terdiri dari keluarga penyelenggara, tamu undangan, warga yang menonton nyanyian Rhoma kini menanti menjalani tes massal corona.

Baca juga: Rhoma Irama Boleh Mengatakan Apa Saja, tapi Proses Hukum Berjalan Terus

Pertemuan melepas rindu, Rhoma menyanyikan lagu

Rhoma Irama saat ditemui di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (2/3/2020).KOMPAS.com/ANDIKA ADITIA Rhoma Irama saat ditemui di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (2/3/2020).
Anak pertama Surya Atmaja yang bernama Hadi Pranoto mengemukakan, Rhoma Irama dan sang ayah adalah sahabat lama.

Keduanya sama-sama mendirikan Soneta Grup.

Pada hari itu, tutur Hadi, sang ayah mengundang Rhoma untuk hadir dan memberikan tausiyah sebagai tamu undangan.

Namun kemudian, Surya meminta Rhoma menyanyikan lagu kenangan pelepas rindu, sekaligus menghibur warga Pamijahan yang datang.

"Jadi Rhoma Irama dan abah adalah sahabat yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena keduanya besar bersama-sama dan soneta pun didirikan oleh abah. Selain pendiri abah juga sebagai pencipta lagu juga masa itu," kata Hadi.

Namun ketika bernyanyi, ratusan warga berkerumun seolah tak menghiraukan pandemi.

"Masyarakat Pamijahan senang dan kembali merasakan betapa rindunya mereka bisa melihat seorang bintang nasional yang datang ke sini," imbuh dia.

Pihak keluarga penyelenggara mengaku siap bertanggung jawab jika terjadi sesuatu usai acara tersebut, termasuk jika ada warga yang dinyatakan positif Covid-19.

Baca juga: Soal Rhoma Irama, Ridwan Kamil: Kalau Semua Begitu yang Repot Siapa?

 

Raja Dangdut Rhoma Irama saat ditemui di sela-sela acara di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat, Kamis (7/11/2019).KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI Raja Dangdut Rhoma Irama saat ditemui di sela-sela acara di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat, Kamis (7/11/2019).
Apa kata Rhoma?

Dalam program Kompas TV , Rhoma Irama mengatakan hanya hadir sebagai tamu undangan memenuhi permintaan sahabat lamanya.

Mengaku tak tahu menahu perihal izin, Rhoma merasa aman lantaran melihat beberapa aparat di lokasi tersebut.

"Dengan kerumunan orang yang banyak, petugas polisi, tentara yang mendampingi saya, oh ini acara sudah seizin pemerintah, kesannya seperti itu," tutur Rhoma seperti dilansir Kompas TV.

Sedangkan pada kesempatan lainnya, Rhoma merasa dirinya seolah menjadi sasaran.

"Tiba-tiba ada berita saya mau diproses hukum, buat saya aneh aja ya. Seandainya mau diproses hukum, tentunya kan itu bupatinya yang punya wilayah. Begitu berdiri panggungnya itu kan sejak hari Sabtu, mestinya dilarang kalau tidak boleh,” kata Rhoma Irama.

Selain Rhoma, Surya Atmaja ketika itu juga mengundang beberapa artis.

Seperti Rita Sugiarto, Caca Handika, Yunita Ababil, Wawa Marissa, dan Joni Iskandar.

Baca juga: 500 Penonton Rhoma Irama di Bogor Akan Dites Covid-19

Kekecewaan Bupati Bogor hingga proses hukum

Bupati Bogor Ade Yasin saat ditemui di Pendopo Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/5/2020).KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Bupati Bogor Ade Yasin saat ditemui di Pendopo Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/5/2020).
Pertemuan melepas rindu saat khitanan itu mengundang kekecewaan Bupati Bogor Ade Yasin.

Pasalnya, Ade Yasin terlanjur percaya pada komitmen pihak penyelenggara untuk tak menyelenggarakan panggung hiburan yang menyedot perhatian warga.

"Jadi pada saat itu sudah kirim surat langsung, kami anggap ketika mereka terima dan gugus tugas sudah ke sana untuk membatalkan acara hiburan," kata bupati.

Mengatakan akan patuh, rupanya penyelenggara mengingkari.

"Sudah oke, jadi kita percaya mereka akan mematuhi aturan. Lalu ada berita bahwa konser juga sudah dibatalkan. Nah, kita sudah percaya aturan tidak akan dilanggar tapi kenyataannya pada hari H ternyata terjadi, itu di luar kewenangan kami," Ade mengungkapkan kekecewaannya.

Apapun alasan Rhoma Irama dan sahabat lamanya, acara itu tetap dinilai melanggar aturan Pemkab Bogor yang tertuang dalam Perbup Nomor 35 Tahun 2020, salah satunya tentang PSBB proporsional secara parsial.

"Rhoma Irama boleh mengatakan apa aja sih, silakan itu haknya. Tapi kan nanti yang jelas proses hukum berjalan terus," tandas Ade.

Baca juga: Rhoma Irama Terancam Dihukum, Siapa di Balik Penampilannya di Bogor?

500 warga akan dites

Menindaklanjuti hal tersebut, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bogor akan segera menggelar tes massal corona, berupa rapid test hingga tes swab.

Tes ini menyasar 500 warga yang terlibat dalam acara.

"Iya betul (jumlah hasil tracing), untuk pelaksanaannya hari Selasa kita sudah menyiapkan 500 tes," tutur Kepala Dinas Kesehatan Bogor Mike Kaltarina.

Mereka akan melakukan tes pada keluarga, penyelenggara, tetangga yang terlibat, penonton hingga tamu undangan lainnya.

Tes Covid-19 itu bersifat wajib, tak terkecuali pihak penyelenggara yang mengundang Rhoma Irama tampil bernyanyi.

Baca juga: Tak Semua yang Hadir Saat Rhoma Irama Konser Ikut Tes Covid-19, Ini Sebabnya

Ridwan Kamil: yang repot siapa?

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil dalam salah satu kesempatan.DOK. Humas Pemprov Jabar Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil dalam salah satu kesempatan.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun angkat bicara terkait kasus ini.

Ia memastikan, pihak yang bertanggung jawab terhadap berlangsungnya acara akan diperiksa secara proporsional oleh polisi.

Emil menyebut, sikap tak disiplin seperti ini sangat merepotkan, khususnya bagi pemerintah yang harus menyediakan alat tes massal.

"Ini contohnya, pada saat ada pelanggaran yang repot siapa? Kepala daerah harus mencari rapid test, PCR, bayangkan kalau semua orang melakukan tindakan pelanggaran seperti itu, bubar acara harus di-rapid test. Itu akan melelahkan dan menghabiskan sumber daya," tutur Emil.

"Semenatara kami sedang fokus karena keterbatasan rapid dan PCR kepada ODP, PDP keluarganya, tracing-nya. Ini imbauan kepada warga Jabar, jangan melakukan kegiatan yang berpotensi membawa kerumunan terlalu besar tanpa protokol kesehatan," tandas sang gubernur.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Afdhalul Ikhsan, Dendi Ramdhani | Editor : Aprillia Ika, Farid Assifa, Abba Gabrilin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com