Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Blengep Cotot, Kue Khas Indramayu yang Langka dan Melegenda

Kompas.com - 04/07/2020, 16:39 WIB
Farid Assifa

Editor

INDRAMAYU, KOMPAS.com - Singgah di Indramayu, Jawa Barat, belum berkesan kiranya kalau tidak mencicipi kue satu ini.

Di kota mangga ini kue tersebut memiliki nama unik. Blengep Cotot namanya. Blengep Cotot merupakan kue atau jajanan tradisional khas Indramayu.

Kue ini mirip Bakpao, namun teksturnya lebih kecil dan berbahan dasar ubi.

Ubi direbus lalu ditumbuk halus kemudian dipipihkan. Di tengahnya ditaburi bubuk gula merah lalu digulur-gulir sehingga membentuk bulatan.

Agar satu sama lain tidak menempel, saat dibuatnya juga dilumasi sedikit minyak.

Baca juga: Berkat Nama Mbah Minto, Omzet Usaha Kue Lebaran Dina Naik 2 Kali Lipat

Blengep Cotot adalah kue yang sangat lezat. Dinamakan Blengep Cotot karena saat kue masuk mulut dinamakan 'bleng', dan lidah saat menyahut dinamakan 'lep'. Maka jadilah Blengep.

Lalu Cotot berasal dari mulut ketika hendak mengunyah bubuk gula lumer keluar. Maka orang Indramayu menyebutnya Cotot, atau keluar.

"Jadi namanya seperti itu, Blengep Cotot memang kue yang memiliki nama aneh, juga unik. Diambil dari filosofi yang merupakan nama lokal," ujar Siti, pembuat kue Blengep Cotot saat ditemui di rumahnya, Sabtu (4/7/2020).

Kue Blengep Cotot begitu sangat melegenda di Indramayu. Siti pembuat Blengep Cotot mengungkapkan kue ini warisan turun-temurun leluhur, sehingga menjadi jajanan tradisional khas.

Siti telah menekuni usaha ini sejak puluhan tahun lalu. Ia belajar membuat kue itu dari orangtuanya saat Siti masih kecil.

"Ya, awal-awal saya bantu orangtua, diajari. Lalu setelah ini saya bisa mandiri membuatnya, dan kalau dihitung-hitung kurang lebih 20 tahun saya belajar kue ini," ujarnya.

Jajanan langka

Blengep Cotot selain melegenda juga jarang sekali ditemukan. Sebab juga jarang orang menggeluti usaha ini sebab ditinggalkan zaman.

Namun bagi Siti ia tetap mempertahankan usaha ini karena memiliki nilai filosofis yang menggambarkan lokalitas. Yaitu terdapat pada namanya Blengep Cotot.

"Silakan cari ke pasar-pasar, kue ini jarang sekali ditemukan. Saya buat ini juga kalau ada permintaan," ujar ibu tiga anak tersebut.

Mengenai siapa yang memberi nama kue ini, Siti tidak bisa menjelaskan karena tidak ada cerita dari orangtuanya dulu.

Baca juga: Tenaga Medis di Dua RS Indramayu Dapat Bantuan Suplemen Makanan

 

Orangtuanya dulu, kata Siti, hanya sebatas mengajarkan namun tidak menceritakan tentang sejarahnya atau awal mula kue ini ada.

Kue dengan nama unik ini bisa ditemukan di Desa Lohbener, RT 01 RW 02, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu. Kue tersebut juga dijual Rp 1.000/butir. Murah banget kan? (Mohamad Umar Alwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com