Sebelumnya, ia mengaku anaknya tersebut sehat dan berperilaku seperti orang normal.
"Saya tidak tahu bagaimana mulanya, tiba-tiba dia sudah tiduran dan tidak pernah bangun. Selain itu, dia juga tidak pernah berbicara lagi," terangnya saat ditemui di rumahnya.
"Makannya juga jarang-jarang, tiga sampai empat hari sekali baru makan. Itu paling satu piring tidak habis," tambah dia.
Meski mengaku pasrah, ia tetap berharap di usianya yang semakin menua itu dapat melihat anaknya tersebut kembali menjadi normal.
Baca juga: Kisah Suroto, 10 Tahun Tiduran dan Tak Pernah Bangun, hingga Rambutnya Gimbal Jadi Bantal
Sementara itu, tetangga Suroto, Sujono, mengatakan, perilaku aneh yang dilakukan Suroto dengan cara tiduran dan mengurung diri di rumah itu sudah dua kali terjadi.
Sebelumnya, pada tahun 1993, Suroto juga pernah tiduran di rumah selama dua tahun.
Meski demikian, Suroto mau kembali bangun dan beraktivitas layaknya orang normal.
Bahkan, setelah itu Suroto sempat merantau ke Bandung untuk mencari pekerjaan.
"Kemudian dia ikut bekerja saudara saya di Bandung pada 1996. Namun, selama tiga bulan di Bandung, Suroto setiap malam selalu pergi," paparnya.
Baca juga: Pasca-bentrok Madina, Semua Laki-laki di Desa Ini Melarikan Diri, Diduga Takut Diamankan Polisi
Namun, sikapnya mulai berubah saat ada masalah dengan orangtuanya.
Saat itu uang Suroto yang dititipkan kepada ibunya untuk membeli sepeda motor ternyata justru habis untuk kebutuhan sehari-hari.
Mengetahui hal itu, Suroto kecewa dan sempat depresi hingga terlibat persoalan kriminal dan dipenjara.
"Setelah keluar dari penjara itu dia sempat bertingkah aneh. Pernah ratusan bambu dijadikan tiang pancang mengelilingi rumahnya," kata Sujono.
Namun, lanjut dia, hal itu tidak berlangsung lama. Setelah ada erupsi Gunung Merapi, sikap aneh Suroto kembali berulang.
Ia kembali memilih tiduran dan mengurung diri di rumah hingga sekarang.
Penulis : Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.