Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Tak Menemukan Satu Pun Laki-laki di Kampung Ini..."

Kompas.com - 04/07/2020, 05:40 WIB
Pythag Kurniati

Editor

Kepala desa mundur

Senin (29/6/2020) malam, Camat Panyabungan Utara Ridho Pahlevi menyampaikan pernyataan tertulis dari kepala desa.

Kepala desa menyatakan bersedia mundur dari jabatannya.

"Demikian surat pernyataan kepala desa yang sudah bersedia untuk mengundurkan diri yang saya bacakan. Dan kami meminta kepada warga untuk membuka jalan demi kenyamanan kita bersama," ungkap Camat, Senin (29/6/2020).

Namun, masyarakat belum merasa puas. Mereka menuntut agar aksi kericuhan yang terjadi tidak diproses oleh polisi.

Warga mengancam melakukan aksi lebih besar jika polisi menangkap mereka.

Baca juga: Pascabentrokan gara-gara BLT di Madina, Polisi Tangkap 3 Warga, Situasi Kembali Mencekam

Tiga orang diamankan, warga kembali blokade jalan

350 personel aparat gabungan disiagakan paska aksi protes ratusan warga terkait pembagian BLT di Desa Mompang Julu Kecamatan Panyabungan Utara, Madina berujung ricuh, Senin (29/6) sore. Kejadian itu menyebabkan sedikitnya enam personel polisi luka-luka, dua mobil (salah satunya mobil dinas Waka Polres) serta satu sepeda motor warga dibakar massa.handout 350 personel aparat gabungan disiagakan paska aksi protes ratusan warga terkait pembagian BLT di Desa Mompang Julu Kecamatan Panyabungan Utara, Madina berujung ricuh, Senin (29/6) sore. Kejadian itu menyebabkan sedikitnya enam personel polisi luka-luka, dua mobil (salah satunya mobil dinas Waka Polres) serta satu sepeda motor warga dibakar massa.
Beberapa hari pascabentrokan pertama, tepatnya Kamis (2/7/2020) siang, warga kembali memblokade jalan.

Hal itu dilakukan menyusul ditangkapnya tiga warga yang diduga kuat berperan dalam kerusuhan.

"Ada tiga orang warga yang kita amankan, dan itu yang menyebabkan warga kembali memblokade jalan," kata Kasat Reskrim Polres Madina AKP Azwar Anas.

Warga mendesak supaya proses hukum tak dilanjutkan.

Namun, Azwar mengatakan, permintaan warga tersebut tidak bisa dipenuhi.

"Tetap harus kita proses hukum dan tidak mungkin kita biarkan. Bisa-bisa nanti efeknya lebih besar lagi," tutur dia.

Jalan yang diblokade akhirnya kembali dibuka. Pascaperistiwa itu, sedikitnya 300 personel gabungan terus berjaga di lokasi.

Baca juga: Pasca-Bentrok Madina, Polisi Sisir Desa Mompang Julu, Rumah Kepala Desa Dirusak Massa

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com