KOMPAS.com - Kaum lelaki di Desa Mompang Julu, Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, tiba-tiba seolah menghilang ketika polisi menyisir kampung tersebut.
Penyisiran dan identifikasi dilakukan oleh Polres Madina, Polda Sumut, serta Brimob pascabentrokan di wilayah tersebut.
"Kami tidak ada menemukan satu pun laki-laki di kampung ini," kata Kepala Urusan Humas Kepolisian Resor Madina Brigadir Kepala Yogi, Jumat (3/7/2020).
Para lelaki dewasa di desa itu diduga melarikan diri dan bersembunyi di perbukitan.
Baca juga: Bentrokan di Madina, 6 Polisi Terluka dan Mobil Wakapolres Dibakar
Mereka juga membakar dua unit mobil dan melempari petugas keamanan.
Akibatnya, sejumlah polisi mengalami luka-luka.
Bentrokan ini dipicu oleh kekecewaan warga perihal pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Warga memprotes kepala desa setempat. Uang BLT yang seharusnya dibagikan Rp 600.000 tetapi hanya diberikan Rp 200.000 kepada warga.
"Kenapa bantuan yang seharusnya diberikan Rp 600.000 per kepala keluarga, namun yang didapat hanya Rp 200.000?" tanya Awaluddin, salah seorang warga.
Mereka menuntut kepala desa segera dicopot dari jabatannya.
Mediasi sempat dilakukan, tetapi warga meminta Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution dan kepala desa didatangkan ke hadapan mereka.
Aksi berujung ricuh lantaran warga menolak dibubarkan hingga polisi membawa satu unit mobil water cannon.
Massa membakar dua unit mobil dan satu sepeda motor, serta melempari petugas.
Enam polisi terluka, tiga di antaranya harus dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Pasca-bentrok Warga di Madina, 350 Petugas Keamanan Disiagakan
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.