Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suroto, 10 Tahun Tiduran, Mata Terpejam dan Makan Tiga Hari Sekali

Kompas.com - 03/07/2020, 21:49 WIB
Dian Ade Permana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Di sudut sebuah rumah di Dusun Keron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang tergolek sesosok pria.

Di ruangan yang tepat bersebelahan dengan dapur tersebut, Suroto nama pria tersebut, sudah 10 tahun hanya tiduran di tempat tidurnya.

Menurut Sukanti (75), ibu Suroto, anaknya tidak menderita sakit.

"Saya tidak tahu bagaimana mulanya, tiba-tiba dia sudah tiduran dan tidak pernah bangun. Selain itu, dia juga tidak pernah berbicara lagi," terangnya dalam Bahasa Jawa, Jumat (3/7/2020) saat ditemui di rumahnya.

Baca juga: Derita Sukiyah, Berteman Gelap hingga Rambut Jadi Sarang Tikus

Sukanti mengatakan selama tiduran tersebut, Suroto juga jarang membuka mata.

Dia hanya sesekali menatap atap rumahnya dan kemudian memejamkan mata lagi.

"Makannya juga jarang-jarang, tiga sampai empat hari sekali baru makan. Itu paling satu piring tidak habis," jelasnya.

Menurutnya, dia juga tidak pernah melihat Suroto ke kamar mandi.

Pernah dia seperti mendengar anaknya yang berusia sekitar 40 tahun tersebut berjalan ke kamar mandi. Namun saat ditengok, Suroto sudah berada di tempat tidurnya.

Dia mengaku tidak tahu harus cara untuk merawat atau menyembuhkan anaknya.

Baca juga: Derita TKW Asal Sragen di Arab Saudi, Dilarang Pulang dan Gaji Tak Dibayar Penuh

Beberapa kali perangkat desa menengok dan memberi bantuan, namun Suroto tetap tidak pernah beranjak dari tempat tidurnya.

Sukanti hanya berharap, di masa tuanya anak laki-lakinya tersebut dapat beraktivitas secara normal kembali.

Sementara Sujono, tetangga Sukanti mengatakan, Suroto tiduran dalam waktu lama ini sudah dua kali.

Pertama sekitar tahun 1993. Saat itu dia tiduran selama sekira dua tahun.

"Kemudian dia ikut bekerja saudara saya di Bandung pada 1996. Namun selama tiga bulan di Bandung, Suroto setiap malam selalu pergi," paparnya.

Baca juga: Kisah Seniman Tari, Dulu Melenggak Lenggok, Kini Jual Bawang karena Pandemi

Saat pulang ke Keron, lanjutnya, sikapnya juga biasa saja.

Dia mengenang Suroto sebagai seorang yang rajin meski bekerja sebagai buruh tani. Uang dari hasilnya bekerja dititipkan ke ibunya untuk dibelikan sepeda motor.

Namun karena desakan ekonomi, uang tersebut dipakai ibunya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Suroto yang merasa kecewa, lalu terlibat masalah kriminal.

"Setelah keluar dari penjara itu dia sempat bertingkah aneh. Pernah ratusan bambu dijadikan tiang pancang mengelilingi rumahnya," kata Sujono.

Setelah kejadian tersebut, Suroto sempat beberapa kali mengamuk.

Baca juga: Kisah Dosen ITB Bikin Ventilator Indonesia, Rela Dicibir, Tidur di Masjid, hingga Dapat Dana Rp 10 M

Hal itu tak berlangsung lama hingga saat masa erupsi Gunung Merapi, Suroto tiba-tiba tiduran lagi.

"Matanya selalu tertutup, kalau secara fisik dia sehat. Kalau ada orang asing dia menutup muka dengan sarung atau tikar," jelas Sujono.


Selama 10 tahun tersebut, Suroto tidur beralas galar atau bambu yang ditata dan dilengkapi tikar.

Dia tidak memakai bantal karena rambutnya yang gembel sepunggung, dijadikan alas kepala.

Sementara Ardian Kurniawan Santoso dari Masyarakat Relawan Indonesia-Aksi Cepat Tanggap (MRI-ACT) Salatiga, mengatakan setelah memotong rambut dan kuku Suroto, lalu dikenakan pakaian pantas pakai.

Baca juga: Cerita Pandemi dari Lembah Tidar

"Tadi juga dimandikan agar lebih segar. Tapi saat ini memang belum bisa berkomunikasi," ungkapnya.

Saat pertama bertemu Suroto, lanjutnya, lelaki tersebut meneteskan air mata.

"Seperti mau berbicara tapi tertahan. Nanti secara perlahan diajak berkomunikasi dan dirawat, agar bisa kembali normal," kata Ardian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com