Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen ITB Pencipta Ventilator Portabel: Saya Berutang pada Masyarakat

Kompas.com - 03/07/2020, 15:44 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Pencipta ventilator portabel Vent-I, Syarif Hidayat mengaku, seluruh pembiayaan pengembangan Vent-I bersumber dari masyarakat.

Syarif menceritakan, saat memutuskan membuat ventilator, ia meminta dana kepada Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman ITB Rp 50 juta sebagai modal awal.

“Yang terpakai akhirnya Rp 100 juta,” ujar Sekretaris Pembina YPM Salman, Syarif kepada Kompas.com di ruang kerjanya di Masjid Salman, Senin (29/6/2020).

Dalam proses awal pembuatan Vent-I, banyak teman yang rupanya tertarik ingin menyumbang dananya untuk membantu pasien Covid-19.

Karena Syarif tidak begitu paham tentang pengumpulan dana sumbangan, ia menceritakan hal tersebut ke Rumah Amal Salman. Hingga akhirnya dibentuklah crowd funding.

Baca juga: Vent-I, Ventilator Portabel Karya Anak Bangsa, Segera Diproduksi Massal oleh Perusahaan Jepang

Dalam bayangan Syarif, dana yang terkumpul dari masyarakat bisa membuat 200-an Vent-I. Namun ternyata, dana masyarakat terus terkumpul.

Hingga 28 Mei 2020, dana masyarakat yang terhimpun untuk pembuatan Vent-I mencapai Rp 10.320.626.813.

“Itu setara dengan 850-an ventilator. Itu utang saya kepada masyarakat,” tutur dosen ITB tersebut.

Proposal

Sebenarnya, sambung Syarif, saat memulai mengembangkan Vent-I, sebuah lembaga menanyakan proposal untuk pengajuan dana.

Namun ia menolak membuat proposal karena tidak sedang penelitian, melainkan pengembangan.

Selain itu, jika ia menunggu proposal disetujui hingga pencairan dana, kapan ventilatornya jadi.

Padahal timnya sedang berkejaran dengan waktu karena pasien Covid-19 semakin banyak. Apalagi niat pembuatan Vent-I untuk memantu orang.

“Saya mengambil risiko. Saya terus berjalan (dengan dana masyarakat). Sekarang saya berutang pada masyarakat. Kalau ventilator ini tidak jadi, lembaga saya yang digantung,” ucap dia.

Hingga kini, sebagian ventilator dari 850 Vent-I yang akan dibuat sudah dibagikan ke rumah sakit yang membutuhkan. Paling besar Vent-I didistribusikan di Pulau Jawa.

Baca juga: Kisah Dosen ITB Bikin Ventilator Indonesia, Rela Dicibir, Tidur di Masjid, hingga Dapat Dana Rp 10 M

Saat ini, produksi Vent-I melibatkan pelajar dan mahasiswa seperti ITB, Unpad, UPI, Polman, Polban, serta sejumlah SMK di Bandung. Pihaknya juga dibantu PT Dirgantara Indonesia.

Ke depan, Vent-I akan diproduksi perusahaan multinasional asal Jepang. Hal ini membahagiakan untuk Syarif. Sebab selama ini, orang Indonesialah yang merakit produk Jepang. Namun kini perusahaan Jepang merakit produk Indonesia.

Selain itu, sejumlah negara menyatakan ketertarikannya kepada Vent-I, seperti Kuwait, Arab Saudi, Filipina, dan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com