Syarif mengakui bersyukur dan lega setelah Venti-I dinyatakan lolos semua kriteria uji sesuai dengan standar SNI IEC 60601-1:204: Persyaratan Umum Keselamatan Dasar dan Kinerja Esensial dan Rapidly Manufactured CPAP Systems, Document CPAP 001, Specification, MHRA, 2020.
Alat tersebut, menurut Syarif, harganya jauh lebih murah, sekitar Rp 18 juta, dibandingkan dengan ventilator portable di pasaran dunia yang harganya mencapai Rp 30 juta-70 juta.
Alat tersebut tengah dipersiapkan untuk dibagikan ke sejumlah rumah sakit di Indonesia.
Baca berita selengkapnya: Kisah Dosen ITB Bikin Ventilator Indonesia, Rela Dicibir, Tidur di Masjid, hingga Dapat Dana Rp 10 M
Sejumlah perantau asal Ponorogo memilih pulang kampung mudik lantaran kesulitan mendapatkan fasilitas kesehatan.
"Membeludaknya kasus Covid-19 di Surabaya dan zona merah lainnya mengakibatkan orang-orang (perantau asal Ponorogo) yang sakit di sana sangat sulit mendapatkan fasilitas pelayanan atau perawatan karena sudah overload. Sehingga mereka memilih pulang untuk mencari fasilitas pelayanan kesehatan yang masih bisa menerima,” ujar Bupati Ponogoro Ipong Muchlissoni kepada Kompas.com, Rabu (1/7/2020) malam.
Menurutnya, perantau asal Ponorogo yang pulang dalam kondisi sakit sangat berisiko, bagi diri sendiri dan orang lain.
Kondisi ini terbukti dari total 45 kasus terkonfirmasi positif Covid-19, 11 di antaranya berasal dari perantau.
Baca berita selengkapnya: "Covid-19 di Surabaya dan Zona Merah Membeludak, Warga Sakit Sulit Dapat Pelayanan..."