Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Bersujud dan Menangis, Risma: Saya Enggak Terima Staf Saya Disalahkan

Kompas.com - 02/07/2020, 21:49 WIB
Dheri Agriesta

Editor

Sumber Kompas TV

KOMPAS.com - Wali Kota Tri Rismaharini angkat bicara terkait tindakannya bersujud dan menangis saat beraudiensi dengan perwakilan dokter di Balai Kota Surabaya, Senin (29/6/2020).

Dalam pertemuan itu, perwakilan dokter menyampaikan keluhan seputar penanganan Covid-19 di Surabaya.

Salah satunya, tentang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soetomo Surabaya yang disebut kelebihan kapasitas.

Risma telah menjelaskan berulang kali kepada perwakilan dokter tersebut, masih ada beberapa rumah sakit lain yang kosong.

Sehingga, pasien positif Covid-19 yang dirawat di rumah sakit itu bisa dialihkan. Pemkot Surabaya pun bersedia menjemput pasien itu dengan ambulans.

Baca juga: Terlihat Kurus, Risma: Ngurus Pasien Capek, Saya dan Staf Semua Turun Berat Badannya...

Tapi, perwakilan dokter tersebut kemudian menunjuk salah satu staf Risma. Ia menuding staf Risma tak bisa berkoordinasi dan berkomunikasi dengan baik.

Risma tak terima, seharusnya permasalahan di Surabaya adalah tanggung jawabnya. Risma mengibaratkan dirinya sebagai jenderal perang di Surabaya. 

"Kalau menyalahkan staf saya, saya enggak terima, karena jenderal yang bertanggung jawab, bukan staf saya," kata Risma dikutip dalam program Rosi dengan tema 'Ada Apa dengan Risma' di Kompas TV, Kamis (2/7/2020).

Selain itu, Risma tahu pengorbanan yang dilakukan para staf untuk menangani kasus Covid-19 di Surabaya.

"Bilang Bu Risma goblok, Bu Risma harus turun, saya enggak masalah, ini jabatan cuma titipan. Tidak ada salah kopral, yang ada salah jenderal," kata Risma.

 

Wali Kota Surabaya dua periode itu juga mengaku telah berulang kali mempertaruhkan nyawa untuk warga Surabaya.

"Kalau misalkan yang sakit bisa sembuh, diganti nyawa saya, saya ikhlas," kata Risma.

Risma pun menanggapi sejumlah pernyataan yang menyebut dirinya berlebihan saat bersujud dan menangis di depan perwakilan dokter tersebut.

"Ada yang bilang Bu Risma lebai, saya enggak masalah, asal jangan salahkan staf saya," jelas Risma.

Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tiba-tiba bersujud dan menangis di hadapan Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging dan Remering (Pinere) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo, dr Sudarsono.

Baca juga: 2 Kepala Dinas di Surabaya Positif Covid-19, Seluruh Pegawai Jalani Tes Swab

Peristiwa itu terjadi saat Risma menggelar audiensi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya di Balai Kota Surabaya, Senin (29/6/2020).

Dalam pertemuan itu, Sudarsono menyampaikan RSUD dr Soetomo telah kelebihan kapasitas. Selain itu, banyak warga Surabaya yang tak mematuhi protokol kesehatan.
Pernyataan tentang RSUD dr Soetomo yang kelebihan kapasitas pasien Covid-19 itu yang membuat Risma bersujud dan menangis.

Risma bahkan memegang kaki Sudarsono sambil menangis. Sejumlah pejabat Pemkot Surabaya dan dokter terlihat berusaha menguatkan Risma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kompas TV
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com