Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manisnya Gula Aren, Warisan Turun-temurun Jadi Andalan Saat Pandemi

Kompas.com - 02/07/2020, 10:20 WIB
Irwan Nugraha,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

Penjualan gula aren murni yang memiliki ciri khas asal Desa Sukapada, Tasikmalaya, ini terbilang mudah dipasarkan, karena sudah dikenal asli berbahan gula aren tanpa campuran bahan lainnya, apalagi zat kimia.

Biasanya, pembeli ada yang langsung mendatangi rumah-rumah warga pembuat gula aren dan kemudian dipasarkan di pedagang langganan pasar-pasar terdekat.

"Kalau penjualan langsung bisa terjual tiap harinya. Kalau pedagang di pasar-pasar biasanya langganan. Mulai dari Pasar Ciawi, Rajapolah, sampai ke Pasar Malangbong, Lewo dan Limbangan, Garut. Mereka pedagang langganan yang biasanya untuk dijual kembali ke pembeli di pasar," tambah Achmad.

Perajin usia muda

Biasanya, perajin gula aren di wilayah itu didominasi oleh warga yang sudah berusia lanjut.

Namun, sekarang justru terbalik, di mana para perajin didominasi oleh warga berusia muda.

Mereka biasanya mendapatkan ilmu mulai dari pengambilan air nira sampai ke proses berbentuk gula aren dari para leluhurnya.

"Saya dan suami tiap hari mengandalkan hidup dari pembuatan gula aren. Ilmunya saya dapatkan dari kedua orangtua kami. Alhamdulillah, selama ini bisa menjadi penghasilan kami sehari-hari," ujar Ani (34), salah seorang warga yang sedang membuat gula aren asli dari air nira pohon aren di rumahnya.

Ani selama ini berbagi peran dengan suaminya Komar (35), dalam memproduksi pembuatan gula aren murni.

Setiap hari, suaminya mengambil air nira dengan cara menyadap atau menaiki puluhan pohon aren.

Suaminya memasang lodong atau semacam wadah dari bambu.

Air nira nantinya akan diambil setiap sore hari dan pagi hari, apabila diketahui lodong sudah dipenuhi air nira.

"Kalau saya bagian memasak air nira. Jadi gula aren dengan tungku tradisional yang berbahan bakar kayu. Soalnya, kalau pakai gas akan lama, karena membutuhkan panas tinggi dan waktu yang lama," kata Ani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com