Di balik aksi rektor tersebut, ada sejumlah masalah yang menjadi tuntutan demonstran.
Antara lain soal transparansi dana hingga dugaan nepotisme.
Misalnya Rancangan Anggaran Belanja (RAB) 2019 yang tidak berjalan dan diganti dengan RAB 2020.
"Itu formatnya harusnya 2019 sesuai kesepakatan kita. Ternyata diubah ke format 2020. Dan ditandatangani oleh yayasan. Di situ penegakan RAB tidak ada," terangnya.
Baca juga: Lepas Baju dan Mengundurkan Diri dari Jabatan, Rektor Uniba Solo Tuntut Transparansi Yayasan
Tak hanya fungsi rektorat yang berhenti, kegiatan mahasiswa pun terhenti karena pengajuan proposal yang kebanyakan tak disetujui.
Dalam hal ini rektorat hanya bisa mengusulkan kepada yayasan, namun yayasan yang dapat menentukan disetujui atau tidak.
Koordinator lapangan, Muhammad Arief Oksya, mengatakan telah menemui pihak yayasan berkali-kali namun tidak ada perubahan yang nyata.
Ketua BEM Uniba 2018 itu mengatakan organisasi-organisasi kampus saat ini berhenti berkegiatan.
Bahkan saat ini terjadi kekosongan pengurus di BEM karena belum bisa melakukan pelantikan.
"Jadi sistemnya katanya minta langsung. Diterima atau ditolak. Kalau dulu kita mengajukan proposal anggaran pasti keluar karena sudah ada anggarannya. Kalau ini tidak ada rapat anggaran," ungkapnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Labib Zamani | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.