Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lepas Baju dan Mengundurkan Diri dari Jabatan, Rektor Uniba Solo Tuntut Transparansi Yayasan

Kompas.com - 01/07/2020, 13:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Rekor Universitas Islam Batik (UNIBA) Solo Pramono Hadi melepaskan baju batik cokelat yang ia kenakan sebagai simbol pengunduran dirinya dari jabatan rektor pada Selasa (20/6/2020).

Hari itu, Pramono menemui massa dan bergabung di aksi damai yang digelar di halaman kampus UNIBA Solo.

"Saya menyatakan mundur hari ini. Mohon nanti ada tanda tangannya supaya semuanya jelas secara legal formalnya. Juga disaksikan alumni, mahasiswa, dosen dan juga karyawan," kata Pramono dalam orasinya, Selasa.

Baca juga: Ini Alasan Rektor Uniba Mundur dan Ikut Demo Mahasiswa

Aksi tersebut menuntut transparansi pengelolaan Yayasan Perguruan Tinggi Islam Batik yang sudah terjadi sejak tahun 2018 lalu.

"Sampai 2020 ini mahasiswa menyatakan sikap ternyata yang menjadi sumber permasalahannya adalah yayasan. Bukan di rektorat, ataupun juga yang lain," kata dia.

"Kenapa bisa seperti itu? Unit yang lain diintervensi dari yayasan. Sehingga kami tidak bisa menjalankan sebagaimana fungsinya sesuai dengan aturan, tata kelola yang ada," sambung Pramono.

Baca juga: Ikut Demo Bareng Mahasiswa, Rektor Uniba Solo Lepas Baju dan Mengundurkan Diri

Tak hanya Pramono yang mengundurkan diri. Ia mengatakan wakil rektor A dan wakil rektor B juga menyatakan mundur dari jabatannya.

Ia menyebut aksi hari itu puncak dari tuntutan yang dilayangkan semua pihak mulai dari mahasiswa, alumni, dosen, karyawan hingga pimpinan.

"Dan hari ini pun saya Rektor UNIBA bersama WR (wakil rektor) A dan WR B menyatakan sikap bahwa kami mundur sebagai langkah etika rektorat bahwa tata kelola telah gagal. Rektorat menyatakan mundur mulai hari ini," ungkap dia.

Baca juga: Demo Tolak TKA China di Kendari Kembali Berlangsung hingga Malam Hari

Tuntut transparansi yayasan

ilustrasi massaGetty Images/iStockphoto/champc ilustrasi massa
Di hadapan massa, Pramono berjanji akan memperjuangan tuntutan massa terkait transparanasi anggaran, membebaskan yayasan dari KKN, dan mengembalikan aturan serta menghapus intervensi pada unit.

Salah satu intervensi yang dilakukan yayasan, menurut Pramono terlihat dalam pembuatan rancagan anggaran belanja (RAB) 2020.

"Itu formatnya harusnya 2019 sesuai kesepakatan kita. Ternyata diubah ke format 2020. Dan ditandatangani oleh yayasan. Di situ penegakan RAB tidak ada," jelas dia.

"Intervensi itu sangat kelihatan bahwa kita di lembaga itu tidak punya daya memutuskan. Kami hanya punya daya usul. Semua diputuskan oleh yayasan. Sehingga pemandulan fungsi sebagaimana statuta kita terapkan," imbuhnya.

Baca juga: Gelar Pemilihan Rektor secara Daring, Unair Pecahkan Rekor Muri

Hal senada juga disampaikan Muhammad Arief Oksya, koordinator lapangan aksi tersebut.

Ia mengatakan saat ini yayasan tidak pernah memberikan dukungan anggaran untuk kegiatan mahasiswa.

"Jadi sistemnya katanya minta langsung. Diterima atau ditolak. Kalau dulu kita mengajukan proposal anggaran pasti keluar karena sudah ada anggarannya. Kalau ini tidak ada rapat anggaran," ungkapnya.

Arief juga mengatakan sejak Januari 2020 hingga sekarang, tidak ada pelantikan BEM dan organisasi mahasiswa lainnya.

Baca juga: Rektor IPB: Keputusan UKT Kemendikbud Jadi Langkah Tepat bagi Mahasiswa di Masa Pandemi

"Makanya ada keanehan. Jadi tuntutan yang 2018 itu kita ungkap lagi di 2020," terang dia.

Saat aksi, massa sempat membakar ban. Mereka juga memasang spanduk di tembok bangunan kampus yang terletak di Jalan Agus Salim, Kecamatan Laweyan, Solo.

Spanduk tersebut bertulis "Civitas Akademika Bersatu Meruntuhkan Kezaliman", "Hentikan Liberalisasi dan Komersialisasi Pendidikan oleh Yayasan", dan sebagainya.

Aksi massa tersebut diikuti oleh mahasiswa, dosen, karyawan hingga alumni Uniba Solo.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Labib Zamani | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com