Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Brigpol Eko Asuh Ratusan Yatim dan Dhuafa, Didik hingga Jadi Sarjana (2)

Kompas.com - 01/07/2020, 09:33 WIB
Muhlis Al Alawi,
Khairina

Tim Redaksi

 

WONOGIRI, KOMPAS.com-Brigpol Eko Julianto tak tanggung-tanggung mendidik ratusan anak tak mampu yang masuk di pesantren gratisnya.

Tak hanya diajarkan ilmu agama, suami Benazir Kumalalita itu juga menyekolahkan seluruh anak asuhnya hingga mendapatkan gelar sarjana.

“Saat ini ada tiga santri saya sementara kuliah. Saya berprinsip kalau tolong orang itu jangan setengah-setengah. Jadi setelah lulus dari sini, anak-anak sudah gelar sarjana, hafal al quran dan bisa membaca kitab kuning,” kata Eko yang ditemui Kompas.com, Senin (29/6/2020).

Tak hanya menyekolahkan hingga jenjang perguruan tinggi, Brigpol Eko juga akan mengusahakan lulusan santrinya mendapatkan pekerjaan.

Dengan demikian, anak-anak yang diasuhnya sudah mapan saat keluar dari pesantren.

Baca juga: Kisah Polisi di Lamongan yang Dirikan Jasa Antar Jemput Gratis Siswa Yatim Piatu

Namun untuk mendidik anak dari tingkat SD hingga sarjana membutuhkan biaya sedikit.

Gajinya sebagai anggota polisi tentunya tidak mencukupi kebutuhan anak-anak asuhnya saat bersekolah.

Selain mengandalkan gajinya, ayah Ahmad Nuch Zaini Alawy ini mendapatkan tambahan pendapatan dari pemberian orang saat mengisi ceramah pengajian di berbagai masjid.

Namun bila dihitung jumlah pendapatan itu tidak akan mencukupi memenuhi kebutuhan makan dan minum ratusan santri asuhnya.

Rata-rata kebutuhan biaya hidup anak-anak asuhnya tercukupi dari donatur tidak tetap.

Donatur yang datang membantu pun banyak yang datang mendadak tanpa diundang pihak pondok.

Bila dihitung untuk biaya makan anak-anak asuhnya setiap bulannya menghabiskan uang hingga Rp 30-an juta. Namun Brigpol Eko memilih tidak mengajukan permohonan bantuan atau proposal kepada orang atau pemerintah.

“Saya diajarkan guru saya agar tidak berjalan mengikuti nafsu. Guru saya berpesan agar mengikuti apa yang dikehendaki Allah,” kata Eko.

Sebenarnya ia sudah membangun usaha pembuatan sabun untuk mendapatkan pemasukan namun terkendala ijin. Untuk mengurus ijin membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Namun ia meyakini Tuhan akan mencukupi kebutuhan biaya untuk menghidup anak-anak asuhnya setiap bulannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com