Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tenaga Medis RSUD Kota Salatiga Belum Terima Insentif Sejak Maret

Kompas.com - 30/06/2020, 14:08 WIB
Dian Ade Permana,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Salatiga hingga saat ini belum menerima intensif.

Direktur RSUD Kota Salatiga Sri Pamuji Eko Sudarko mengatakan, para tenaga medis sudah menunggu insentif dari Kementerian Kesehatan sejak bulan Maret lalu.

"Tidak hanya dana insentif, dana klaim untuk rumah sakit juga belum ada kejelasan," jelasnya, Selasa (30/6/2020) saat ditemui di RSUD Salatiga.

Baca juga: Insentif Tenaga Medis di RS Rujukan Covid-19 di Makassar Belum Cair

Dia menyatakan, sudah menginventarisir terhadap tenaga medis yang berhak mendapatkan insentif.

Para tenaga medis yang berhak menerimanya yakni satu dokter spesialis paru, tiga dokter spesialis penyakit dalam, 14 dokter umum yang bertugas di UGD, serta dokter jaga ruang isolasi, dan 14 perawat.

"Memang tidak semua tenaga kesehatan dan tenaga penunjang mendapat insentif. Seperti yang bertugas di radiographer dan pemulasaran jenazah itu tidak dapat, itu sesuai aturan dari Kementerian Kesehatan," kata Pamuji.

Dia berharap secepatnya insentif untuk tenaga medis segera dicairkan. 

Insentif yang seharusnya diterima untuk perawat sebesar Rp 7.5 juta, dokter umum Rp 10 juta, dan dokter spesialis sebesar Rp 15 juta.

Baca juga: Jokowi Minta Pencairan Insentif Tenaga Medis Tak Bertele-tele, Ganjar: Mudah-mudah Segera Cair

Sementara klaim untuk rumah sakit, Pamuji mengungkapkan untuk biaya perawatan pasien positif setidaknya membutuhkan Rp 7,5 juta per hari dan jika memakai ventilator mencapai Rp 15 juta.

"Sampai saat ini kami sudah menangani 33 pasien positif dan 26 pasien dalam pengawasan," paparnya.

Selain untuk pasien, pengeluaran terbanyak adalah penggunaan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis.

"Terus terang itu sangat high cost dan boros, karena sekali pakai. Kalau klaim ini tidak segera dibayarkan tentu rumah sakit bisa kolaps. Kami dari rumah sakit negeri mengandalkan BLUD, karena belum ada bantuan dari provinsi atau pusat," jelasnya.

Sementara itu, Wali Kota Salatiga Yuliyanto berharap agar insentif tenaga kesehatan bisa segera cair dalam waktu dekat.

"Itu bagian dari semangat motivasi dan perjuangan tenaga kesehatan untuk menangani Covid-19. Kita harus mengapresiasinya," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com