Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lolos Kuliah di Al Azhar Mesir, Santri Yatim Ini Bingung Tak Punya Biaya

Kompas.com - 29/06/2020, 17:46 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Farid Assifa

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Mimpi Munawar (21) menimba ilmu di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, sudah di depan mata sejak dinyatakan lolos sebagai salah satu calon mahasiswa tahun ini.

Pria asal Alue Jeureujak, Aceh Barat Daya, yang tengah menuntut ilmu agama di Pondok Pesantren Darul Azhar Cihaur, Cianjur, Jawa Barat, itu lolos tes jalur mandiri dengan menyisihkan 900 peserta lainnya.

Munawar pun bersiap berangkat ke negeri Piramida itu pada November 2020, bersama 300 calon mahasiswa lainnya asal Indonesia.

Namun, di tengah rasa haru dan bahagianya, ia kini sedang dilanda kebingungan karena ketiadaan biaya.

Baca juga: Aksi di Tengah Pandemi, Mahasiswa Universitas Brawijaya Tuntut Keringanan Biaya Kuliah

Padahal, Munawar harus mengantongi dana sedikitnya Rp 35 juta agar bisa bertolak ke Mesir guna mewujudkan cita-citanya itu.

“Alhamdulilah, bisa lolos seleksi tahun ini ke Mesir. Tapi, sekarang sedang ikhtiar untuk mencari dananya,” ucap Munawar saat dihubungi Kompas.com, Minggu (28/6/2020).

Munawar sendiri sebenarnya masih punya keluarga yang tinggal di Aceh. Namun, rasanya tak mungkin mengandalkan ibunya yang hanya bekerja sebagai buruh tani.

Sementara sang ayah sudah meninggal dunia saat dirinya masih berusia 7 tahun.

Anak yatim itu pun saat ini sedang berjuang keras mencari bantuan dana dan beasiswa ke sejumlah pihak.

Ia tentu tak ingin bahwa mimpinya menimba ilmu agama di universitas Islam terkemuka dan bersejarah di dunia itu kandas karena ketiadaan biaya.

Munawar berharap, ada dermawan dan pihak lain yang tergerak hatinya untuk membantu kesulitannya saat ini.

“Semoga Allah mengabulkan mimpi saya untuk bisa berangkat ke Mesir tahun ini,” ucapnya.

Merantau seorang diri sejak remaja

Perjuangan Munawar hingga sampai titik sekarang ini patut diacungi jempol.

Betapa tidak, semenjak remaja ia memutuskan merantau keluar dari kampung halamannya untuk menuntut ilmu agama.

Kecintaannya terhadap ilmu agama ia pupuk sejak masih kecil. Selepas sekolah, separuh waktunya dihabiskan untuk mengaji di surau.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com