Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengajak Anak-Anak Kembali ke Alam di Lembur Pakuan

Kompas.com - 29/06/2020, 09:30 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SUBANG, KOMPAS.com - Ikih dan kawan-kawannya tengah asik bermain rorodaan di Lembur Pakuan, Sukadaya, Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang.

Rorodaan merupakan sebuah mainan dari bambu menyerupai mobil-mobilan yang "ngetrend" pada zamannya.

Tak hanya itu, nampak pula beberapa anak-anak tengah mermain lompat tali, dakocan, melukis ataupun sekedar bercengkerama di jalanan Lembur Pakuan yang dilukis 3 dimensi.

"Ini salah satu permainan zaman baheula (dulu). Dulu namanya rorodaan," ujar Dedi Mulyadi, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI.

Dedi mengaku sengaja membuat Lembur Pakuan di kampung halamannya itu.

Baca juga: Ridwan Kamil Pamerkan Strategi Inovatif Jabar Lawan Covid-19 di Forum Internasional

 

Lembur Pakuan, menurutnya, sebuah sistem yang mengajarkan anak-anak kembali ke alam.

Dahulu, kata dia, anak-anak kerap mengikuti para orang tua ke sawah, kebun, dan lainnya.

Musababnya, Dedi mengaku khawatir dengan anak-anak masa kini uang ketergantungan dengan gadget, termasuk game online. Terlebih, banyak orang tua atau pengasuh yang membiarkan anak-anak bermain gadget.

"Banyak yang mengalami depresi ketika dilepaskan dari barang-barang itu. Dan itu bukan hanya di kota, melainkan sudah menjangkiti anak-anak desa," ungkapnya.

Di Lembur Pakuan, kata dia, berbagai macam permainan tradisional dihadirkan. Di antaranya rorodaan, dakocan, dan melukis.

Dedi juga mendirikan sanggar-sanggar, seperti sanggar silat dan menari. Ada juga pelatihan baca Alquran dan marawis.

Baca juga: Hanya untuk Warga Jabar hingga Tak Boleh Gelar Tikar, Aturan Dibukanya Kebun Binatang Bandung

"Saya juga menghadiekan guru lukis dari Jogja. Dan anak-anak senang," kata dia.

Meski baru percobaan, kata Dedi, anak-anak sangat antusias. Mereka bahkan berebut bermain rorodaan.

Ruang bermain di Lembur Pakuan itu bakal dibuka untuk umum pada Jumat, Sabtu, dan Minggu. Anak-anak dari manapun boleh bermain di tempat itu, yang bebas dari gawai dan kendaraan bermotor.

"Anak-anak bebas polusi mata, telinga, dan udara. Saya menanam banyak pohon di situ," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com