KOMPAS.com- Husniati (40) dan Jupri (38), warga Dusun Jurit Selatan, Desa Jurit, Lombok Timur, NTB sedih namun tetap bersyukur di tengah keterbatasan kondisi darah daging mereka.
Anaya dan Inaya, bayi kembar siam itu hanya bisa bergerak secara terbatas karena lahir berdempetan di bagian perut.
Mereka masing-masing memiliki jantung, namun mereka hanya memiliki satu hati yang berada di tengah-tengah tubuh keduanya.
Husniati kembali teringat saat kali pertama melihat kondisi buah hatinya ketika dilahirkan.
"Kenapa kok anak saya begini, ada rasanya seperti itu juga, tapi mereka adalah darah daging saya, anak saya bagaimanapun juga, saya harus tegar," kata sang ibu Husniati.
Baca juga: Seorang Bayi Baru Lahir Positif Covid-19 di Maluku
Memasuki usia 11 bulan, bobot mereka mencapai 14 kg sehingga Husniati kesulitan menggendong mereka.
"Kesulitan pertama saat menggendong, saya pingin menggendong anak saya sepuasnya, tapi karena beratnya mereka terus bertambah, sampai-sampai tidak muat untuk gendong dua-dunya,” kata Husniati, Jumat (26/6/2020).
Begitu pula saat menidurkan anaknya, saat salah satunya tidur, belum tentu anak satunya tidur.
Akibatnya, anak yang sudah tertidur jadi terbangun dan harus mengikuti kemauan saudaranya.
"Pas yang satunya tidur, dan yang satunya masih bangun, terus maunya jalan-jalan yang satunya, terpaksa yang masih tidur ini kami angkat, terkadang juga digeret yang satunya,” kata Husniati.
Baca juga: Kisah Bayi Kembar Siam di Lombok Timur, Punya 1 Hati, Butuh Biaya Operasi Rp 1 Miliar Lebih